Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Semarang Bentuk Komunitas Korban Kecelakaan

Kompas.com - 08/02/2017, 18:43 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Jajaran Satlantas Polres Semarang akan membentuk komunitas korban kecelakaan di Kabupaten Semarang (K4S). Komunitas ini nantinya akan menjadi mitra kepolisian dalam melakukan kampanye keselamatan berlalu lintas.

Mengawali upaya itu, Kasatlantas Polres Semarang, AKP Dwi Nugroho, Rabu (8/2/2017) siang, mengunjungi kediaman Prehati (40) di Langensari Barat, RT 03 RW 06, Ungaran Barat.

Kedatangan Dwi dengan didampingi Kanit Laka Satlantas Polres Semarang, Ipda Mahfudi tak lain adalah untuk merayu Prehati agar mau menjadi duta K4S. Salah satu satu tugasnya adalah memotivasi dan mengedukasi masyarakat agar tertib berkendara dan mengutamakan keselamatan dalam berlalu lintas.

"Kedatangan kami di sini untuk mendata para korban laka yang selamat tetapi menderita fatalitas tinggi," kata Dwi.

Kedua perwira di jajaran Satlantas Polres Semarang diterima dengan hangat oleh keluarga Prehati. Mereka berbincang di atas sofa di teras rumah sederhana berdinding batako dan berlantai plesteran semen ini.

Dwi tak salah mengincar Prehati sebagai duta K4S. Sebab istri dari Muhammad Tohir (45) ini adalah korban kecelakaan lalu lintas yang menderita cacat permanen.

Menurut Dwi, pendataan para korban kecelakaan di wilayah hukum Polres Semarang ini khususnya ditujukan kepada para korban dari tingkat ekonomi lemah. Pihaknya akan berupaya untuk memberikan bantuan sosial demi meringankan para korban.

"Kami sedang mengupayakan kaki palsu untuk Bu Prehati secara gratis. Semoga segera terwujud," imbuhnya.

Gayung pun bersambut, Prehati menyatakan kesediaannya sebagai duta K4S karena menilai program ini sangat bermanfaat. Ia menegaskan bersedia menjadi motivator dalam setiap acara sosialisasi keselamatan berlalu lintas.

Sembari memperlihatkan kaki kanannya yang cacat, Prehati mengaku tidak ingin warga Kabupaten Semarang mengalami nasib yang sama dengan dirinya.

"Saya mengalami kecelakaan sekitar bulan April 2016 lalu," kata Prehati.

Ia bercerita, pada saat itu dirinya yang tengah mengendarai sepeda motor membonceng keponakannya.

Saat berupaya mendahului sebuah truk bermuatan pasir yang ada di depannya, keponakan Prehati yang masih duduk di bangku SMP ini kehilangan keseimbangan.

Kamudian sepeda motor yang mereka tumpangi tersenggol badan truk dan mereka pun terjatuh. Kedua kaki Prehati terlindas truk.

"Saya dibonceng keponakan yang masih SMP. Kami bermaksud mendahului dua truk muat pasir. Keponakan saya pun nekat melaju di tengahnya," ujarnya.

Prehati bersyukur karena nyawanya masih selamat dalam kecelakaan itu, kendati tim medis yang menanganinya terpaksa mengamputasi kaki kanannya lantaran kondisinya terlalu parah.

Kini, aktivitas Prehati sangat bergantung dengan kedua "krek" yang membantu fungsi kaki kanannya yang cacat.

"Dulu pekerjaan saya adalah pembuat kue. Sekarang karena kondisi saya begini, saya hanya penyalur kue di Pasar Babadan," ucapnya.

Lantaran tak didukung secara normal oleh kaki kanannya yang saat ini cacat, penghasilan Prehati saat ini berkurang drastis. Sebagai penjual kue, dirinya hanya mendapat keuntungan Rp 50 per biji kue yang ia jual. Dari keuntungannya yang sedikit itu, Prehati berusaha untuk menabung. Dia ingin sekali mempunyai kaki palsu agar bisa beraktivitas mendekati normal.

"Saya berharap suatu saat bisa beli kaki palsu agar bisa membuat kue lagi," imbuhnya.

Sekadar diketahui, data dari Satlantas Polres Semarang sepanjang 2016 per November, di wilayah hukum Polres Semarang telah terjadi 450 kasus kecelakaan. Sebanyak 150 kasus di antaranya terjadi pada musim hujan.

"Yang mengakibatkan meninggal dunia ada 16 orang, yang pada saat hujan. Mayoritas (korban) yang roda dua itu tidak pakai jas hujan," kata Kasatlantas Polres Semarang AKP Dwi Nugroho saat peluncuran program Helm Monitor dan Zebra Usil (Ujian Sim Berkeselamatan), Rabu (23/11/2016) siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com