Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terseret Kereta Sejauh 30 Meter, Kaki Bocah Ini Terpaksa Diamputasi

Kompas.com - 06/02/2017, 20:37 WIB
Amriza Nursatria

Penulis

PRABUMULIH, KOMPAS.com - Kevin, bocah berusia 10 tahun warga Kelurahan Mangga Besar, Prabumulih, Sumatera Selatan, harus merelakan kaki kanannya diamputasi sebatas lutut akibat luka parah yang dideritanya.

Kevin mengalami luka parah pada kaki kanannya akibat terseret kereta api pengangkut batu bara sejauh 30 meter di rel kereta api depan eks kantor Polsek Prabumulih pada minggu kemarin.

Berdasarkan infromasi, pada saat itu, Kevin bersama kakaknya bermain di sebuah kereta api pengangkut batu bara yang tengah berhenti di rel depan eks kantor Polsek Prabumulih Timur.

Saat tengah bermain, tiba-tiba kereta api berjalan. Kevin dan kakaknya yang tak mau terbawa kereta langsung meloncat hendak turun dari kereta.

Saat meloncat, baju Kevin tersangkut di pagar kereta dengan salah satu kakinya berada di bawah dan terseret sejauh 30 meter.

Kevin yang kakinya tereret berteriak kesakitan sehingga diketahui warga yang langsung menolongnya dan membawanya ke rumah sakit.

Sayang saat tiba di rumah sakit kaki kanan Kevin sudah hancur sebatas lutut sehingga harus diamputasi. Sedangkan kaki kiri jarinya putus.

Saat ditemui di rumah sakit, Kevin tengah terbaring lemah. Ia tak mau jauh dari ibunya. Sedangkan kakinya yang sudah diamputasi ditutupi selimut.

Sri Herawati, ibu Kevin, Senin (6/2/2017) mengatakan, ia mengetahui kejadian itu dari teman Kevin yang datang ke rumahnya.

Sri Herawati langsung menyusul ke rumah sakit. Sri menyesalkan hingga hari ini pihak perusahaan kereta api atau PT KAI tak satupun yang datang menjenguk ke rumah sakit untuk menunjukkan simpatinya.

Sri berharap agar PT KAI bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada anaknya.

“Belum ada pihak kereta api yang datang ke sini. Saya harap pihak PT Kereta Api yang datang dan bertanggung jawab sebab kaki anak saya harus diamputasi sebatas lutus,” katanya

Sementara Kevin sendiri hanya terbaring lemah dan terus memanggil ibunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com