Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderitaan Bayi Iftiyah akibat Terkena Virus Rubella

Kompas.com - 04/02/2017, 10:41 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

Pemberitaan tentang nasib Iftiyah mengundang empati Evi Diana Sitorus, istri Gubernur Sumatera Utara HT Erry Nuradi. Dia mendatangi kediaman Iftiyah di Jalan Sei Kapuas Nomor 9B, Medan.

Dengan mata berkaca-kaca, Evi menggendong dan memeluk Iftiyah. Dia yakin, tak mudah bagi Iftiyah dan kedua orangtuanya melewati hari-hari dengan sabar. Evi percaya bahwa pasti ada jalan terbaik untuk semua cobaan.

“Kami bantu pemasangan alat bantu dengar untuk Iftiyah, ini sedikit perhatian kami dari pemerintah untuk kesembuhannya. Mudah-mudahan diangkat penyakitnya oleh Allah, kelak jadi anak solehah,” kata Evi.

Ratih dan keluarga sangat berterima kasih kepada Evi. Dia berharap pemerintah proaktif menyosialisasikan bahaya dan pencegahan virus ini. Terpenting adalah tersedianya vaksin rubella ini.

"Sosialisasikan ke ibu-ibu hamil. Jangan sampai seperti saya yang tidak tahu ini, tidak pernah kenal dan dengar apa itu virus rubella, sampai akhirnya seperti ini. Jangan sampai ada ibu hamil mengalami seperti saya, berdampak ke bayinya," ujar Ratih.

Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI), Ramdeswati Pohan yang hadir di saat bersamaan mengatakan, pihaknya senang Pemerintah Provinsi Sumatera Utara merespons cepat keadaan ini.

"Semoga Iftiyah segera bisa mendengar dengan alat bantu dengarnya. Kami minta, ke depannya sosialisasi tentang virus ini lebih maksimal. Agar semua bisa mewaspadainya," harapnya.

Vaksin belum tersedia

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Agus Tama mengakui selama ini belum ada laporan soal rubella. Dia menyarankan agar para ibu hamil selalu berkonsultasi dengan bidan dan dokter di puskesmas.

"Kalau menyerang orang dewasa tidak masalah, kalau menyerang ibu hamil akan berdampak. Kami akan bantu dan merujuk Iftiyah ke RS Murni Teguh. Apa yang diperlukan Iftiyah nanti kita siapkan," janji Agus.

Agus menyatakan, sampai hari ini vaksin virus rubella belum tersedia.

"Baru akan ada tahun depan, mudah-mudahan tahun depan sudah ada vaksinnya," ujarnya.

Sementara itu, dr Adlin Adnan Sp THT mengatakan, rubella atau campak Jerman masuk jenis penyakit kelompok Toksoplasma, Rubella, Sitomegalovirus atau CMV dan Herpes simpleks (TORCH).

Virus ini berakibat fatal bagi pertumbuhan dan kehidupan janin. Janin akan terancam menderita kelainan jantung, kehilangan pendengaran, retardasi mental, kelainan bentuk dan fungsi mata, katarak, hidrosifalus, gangguan pada sejumlah organ seperti jantung, paru-paru dan limpa, lahir dengan BBLR, hepatitis, radang selaput otak, dan lainnya.

Kebanyakan ibu hamil tidak merasakan gejala apa pun. Biasanya hanya demam ringan, pusing, flu, mata merah dan nyeri pada persendian. Sampai saat ini, belum ada cara mengobatinya, namun bisa diantisipasi melalui vaksin MMR.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com