Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Jawab atas Kematian Mahasiswa UII dalam Diksar Mapala...

Kompas.com - 02/02/2017, 08:57 WIB
Kontributor Surakarta, Michael Hangga Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Dunia pendidikan menangis setelah tiga mahasiswa Univeritas Islam Indonesia Yogyakarta meninggal dunia seusai mengikuti The Great Camping (TGC) 2017 dalam Pendidikan Dasar Mahasiswa Pencinta Alam UII pada 13-20 Januari 2017.

Sudah 36 kali acara tahunan itu dilangsungkan oleh anggota Mapala UII dan tidak pernah ada korban jiwa. Petaka muncul setelah kegiatan ke-37 di Dusun Tlogodringo, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.

Insiden memilukan itu memperlihatkan betapa pendidikan di Tanah Air masih belum lepas dari deraan fisik, yang diduga menjadi penyebab kematian ketiga korban.

Pada Jumat, 20 Januari 2017, seorang mahasiswa peserta TGC dikabarkan meninggal dunia dalam perjalanan menuju Puskesmas Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Muhammaf Fadhli (20) waktu itu diduga meninggal karena serangan hyphothermia pada saat mengikuti acara diksar.

Polisi menyebutkan, dari keterangan para saksi, Fadhli merasa kedinginan sebelum meninggal dunia. Rekan korban sempat memberi pertolongan sebelum korban dibawa ke Puskesmas Tawangmangu. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UII angkatan 2015 itu tak tertolong sebelum sampai ke Puskemsas Tawangmangu.

Tak berselang lama, salah satu rekan Fadhli dan sesama peserta TGC, Syaits Asyam, juga dibawa ke Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Satu hari kemudian, 21 Januari 2017, Syaits pergi untuk selamanya.

Pada Minggu (22/1/2017), Rektor UII Harsoyo membenarkan bahwa ada dua peserta TGC yang meninggal dunia. Harsoyo bernjanji akan menindak tegas oknum-oknum yang menyalahi prosedur dalam gelaran acara TGC tersebut. Maka dibentuklah tim investigasi internal untuk menyelidiki masalah ini.

"Benar ada dua mahasiswa yang meninggal dunia, Muhammad Fadhli dan Syaits Asyam," kata Harsoyo melalui keterangan tertulis, Minggu (22/1/2017).

Ia mengatakan, acara diksar di lereng sellatan Gunung Lawu merupakan kegiatan Pendidikan Dasar Unit Kegiatan Mapala UII. Ada 37 peserta yang mengikuti diksar tersebut.

Saat itu 35 peserta lain diminta untuk melakukan cek kesehatan di Rumah Sakit Jogja International Hospital (JIH), Yogyakarta.

Duka cita ternyata belum berakhir. Pada Senin (23/1/2017) tengah malam, seorang peserta TGC bernama Ilham Nurfadmi Listia (20) mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di RS Bethesda.

(Baca juga Lagi, Seorang Mahasiswa UII Meninggal Usai Ikut Diksar Mapala)

Berita menyayat hati itu segera menggemparkan dunia pendidikan hingga mendapat perhatian Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir.

(Baca juga Buntut Meninggalnya 3 Mahasiswa, Rektor UII Mengundurkan Diri)

Pada 26 Januari 2017, di hadapan Nasir, Harsoyo mengumumkan pengunduran diri dari jabatan rektor sebagai bentuk tanggung jawab atas musibah yang dialami tiga mahasiswanya.

Keesokan harinya, Ketua Mapala UII Imam Nurrizki menyampaikan permintaan maaf kepada orangtua dan keluarga korban.

Ia juga meminta maaf kepada keluarga besar UII dan masyakarat Indonesia karena kejadian itu telah mencoreng dunia pendidikan.

"Sebagai individu dan Ketua Mapala Unisi (UII) menyesalkan musibah ini bisa terjadi dan rasa bersalah itu kini ada di pundak kami," ujar Imam.

Baik Imam maupun Harsoyo menyerahkan penyelidikan perkara ini pada tim investigasi internal UII.

(Baca juga Ketua Mapala UII Meminta Maaf kepada Keluarga Korban Diksar)

Sampai kini, dugaan kekerasan dan penganiayaan selama TGC masih menjadi misteri. Setelah orangtua korban melapor ke polisi, penyelidikan pun dilakukan untuk mengusut musabab kejadian dan dugaan tindakan pidana dalam perkara ini.

Polres Karanganyar, Jawa Tengah, telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti yang ditemukan pada saat olah tempat kejadian perkara di lokasi diksar.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, ada dua benda berupa tali dan batang kayu yang digunakan untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap peserta TGC hingga menyebabkan tiga peserta meninggal dunia.

"Tali ini yang digunakan untuk mencambuk, kemudian ada batang kayu untuk pukulin mereka ini," kata Martinus di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (30/1/2017).

Martinus menyatakan, polisi menetapkan dua orang dari panitia TGC sebagai tersangka atas kasus tersebut. Mereka adalah M Wahyudi atau Yudi (25) dan Angga Septiawan alias Waluyo (27). Yudi telah diwisuda dari UII pada Agustus 2016.

Kedua tersangka dijemput polisi di Posko Mapala UII. Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti dari kamar kos kedua tersangka.

Setelah penetapan dua tersangka tersebut, polisi melakukan pemeriksaan secara maraton terhadap 16 anggota panitia TGC UII di Mapolres Karanganyar, Jawa Tengah. Pemeriksaan dilakukan sejak hari Selasa (31/1/2017) hingga Rabu (1/2/2017).

(Baca juga Polisi Mintai Keterangan 16 Mahasiswa UII dan Tim Dokter RS Bethesda)

Selain keterangan dari panitia, polisi juga meminta keterangan dari saksi ahli, yakni tim dokter yang merawat Syaits dan Ilham di RS Bethesda, Yogyakarta.

Wakil Kepala Polres Karanganyar Komisaris Polisi Prawoko mengatakan, pemeriksaan panitia TGC dan saksi ahli bertujuan mengetahui lebih detail kondisi dan situasi korban meninggal.

Polisi belum dapat memastikan apakah dari pemeriksaan saksi-saksi panitia akan ada penambahan tersangka baru atau tidak.

"Ada 16 saksi yang dperiksa yang terlibat dalam kepanitiaan diksar. Lalu, ada dua dokter dari rumah sakit, untuk mengetahui kondisi dua korban selama dirawat di rumah sakit,"kata Wakapolres, Selasa (31/1/2017).

Sementara masih ada seorang peserta TGC yang menjalani perawatan di JIH, perjalanan mencari penyebab kematian dan dugaan kekerasan di acara itu masih menyisakan tanda tanya.

Jawaban atas kasus ini masih akan ditentukan melalui proses investigasi yang masih berlangsung oleh tim UII dan kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com