Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelundupan 47 Gigi Taring Beruang Madu Digagalkan

Kompas.com - 01/02/2017, 18:58 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat mengamankan sebanyak 47 gigi taring yang diduga berasal dari satwa beruang madu (Helarctos Malayanus) di terminal kargo Bandara Internasional Supadio Pontianak.

Kepala BKSDA Kalbar, Margo Utomo, mengatakan, bagian satwa yang dilindungi tersebut diamankan pada hari Kamis (26/1/2017) yang lalu oleh petugas Polisi Kehutanan di Bandara Supadio.

“Barang yang disita tersebut dikirim melalui jasa penitipan kilat berupa dua paket kiriman dengan isi 47 buah yang disinyalir mirip dengan gigi taring Beruang Madu,” ujar Margo dalam jumpa pers di Kantor BKSDA Kalbar, Rabu (1/2/2017) sore.

Saat diamankan petugas, tutur Margo, dua paket tersebut masing-masing berisi 37 buah dan 10 buah gigi taring.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, kotak yang berisi 10 buah dari bagian satwa (gigi) tersebut akan dikirim melalui ekspedisi titipan kilat dengan tujuan semarang.

“Sedangkan pengirimnya menggunakan nama Jasson namun tidak menyertakan alamat pengirim dan hanya menggunakan nomer telpon,” ungkap Margo.

Dia menambahkan, paket lainnya yang berisi 37 buah menggunakan nama Budi sebagai pengirimnya, namun menggunakan nomer telepon yang sama dengan Jasson.

Petugas kemudian melakukan tindak lanjut terkait temuan tersebut dengan menghubungi yang tertera dalam paket kiriman, namun tidak aktif. Untuk mengelabui petugas, pengirim menyamarkan identitas dengan label aksesoris.

“Disinyalir ada indikasi bahwa nomer telpon tersebut hanya untuk mengelabui petugas jasa pengiriman,” ujarnya.

Margo menambahkan, saat ini Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan pada BKSDA Kalbar sedang melakukan identifikasi menggunakan anatomi fisiologi apakah benar barang tersebut benar gigi taring beruang madu atau bukan.

“Untuk kejelasan dan kebenaran apakah gigi tersebut gigi taring beruang madu maka diperlukan tes lebih lanjut seperti tes DNA,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com