GORONTALO, KOMPAS.com – Warga Tionghoa bergembira menyambut tahun baru Imlek di Serambi Madinah.
Serambi Madinah merupakan julukan Kota Gorontalo yang penduduknya mayoritas beragama Islam dan memiliki semboyan "sejak masa kerajaan, adat sendikan syara, syara bersendikan kitabullah".
Di Serambi Madinah ini terdapat 2 kelenteng, selain klenteng tua yang dibangun tahun 1827, juga ada klenteng baru di atas bukit di pinggir teluk Gorontalo.
Tidak hanya penganut agama Konghucu yang menyemarakkan tahun baru Imlek, bahkan sebagian warga kota berbaur di halaman kelenteng atau di rumah warga Tionghoa untuk bergembira bersama.
“Tahun baru Imlek ini kami mengambil tema kerukunan umat beragama, kami ingin mempererat silaturahmi,” kata Hengky Kamoli, pengurus kelenteng Tulus Harapan Kita Gorontalo, Sabtu (28/1/2017).
Bagi warga Gorontalo secara umum, kekeluargaan itu adalah bagaimana menjalin komunikasi dengan sesama, saling bantu dan hormat untuk mensyukuri kehidupan ini.
Harmoni hidup bersama dalam keragaman ini tercermin dari perilaku sehari-hari, mereka saling kenal sejak kecil, teman sepermainan, kawan sekolah atau tetangga yang terbawa hingga generasi tua.
Kedekatan sejak kecil warga Kota Gorontalo inilah yang menjadi unsur penting kehidupan. Mereka saling bantu dan saling hormat.
“Kalau Imlek kami berkumpul dengan keluarga besar, kami makan dan bercanda, tidak ada halangan dalam perbedaan keyakinan dan suku,” kata Lily Haliem, warga Tionghoa Gorontalo yang sudah memeluk agama Islam dan mengenakan jilbab ini.
Lily Haliem yang masih menyandang nama Liem Li Hwa mengaku, meskipun dibesarkan dalam tradisi leluhur Tionghoa, ia tetap dihargai dalam keluarga besarnya meskipun sudah menjadi muslimah.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan