Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah TKI Korban Kapal Karam di Malaysia Segera Dipulangkan ke NTT

Kompas.com - 26/01/2017, 09:28 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Jenazah Lambertus Luan, tenaga kerja asal Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tenggelam di Perairan Tanjung Rhu, Johor, Malaysia, Senin (23/1/2017) lalu, akan dipulangkan ke kampung halamannya, Jumat (27/1/2017) besok.

Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan Balai Pelayanan Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kupang Siwa mengatakan, jenazah Lambertus akan tiba di Kupang pada Sabtu (28/1/2017).

Setelah itu, jenazahnya akan dibawa ke rumah duka di Dusun Aihun RT 001 RW 001 Desa Bakus Tulama, Kecamatan Tasifeto Barat, Belu.

BP3TKI Kupang akan menyiapkan ambulans untuk pengangkutan jenazah dari Kupang ke Kabupaten Belu.

"Kami sudah lakukan koordinasi dengan pihak keluarga dan memang ada keluarga yang datang ke Kupang, tetapi belum tahu berapa orang, tetapi yang jelas kami (BP3TKI) tanggung biaya ambulansnya," kata Siwa, Kamis (26/1/2017).

Siwa berharap proses pemulangan jenasah Lambertus bisa berjalan dengan lancar.

Sementara itu, jasad korban lain bernama Maria Yuliana Reku asal Kabupaten Ende akan dikirim dalam waktu dekat ini, menunggu jadwal pengiriman dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia Johor Bahru (KJRIJB).

(Baca juga 3 Korban Perahu Karam Asal NTT adalah TKI Ilegal)

Perahu pancung yang diduga warga negara Indonesia karam di wilayah perairan Tanjung Rhu, Mersing, Johor Bahru, Malaysia, Senin lalu.

Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengatakan, ada 16 jenazah WNI yang telah ditemukan menjadi korban kejadian tersebut. Sembilan di antaranya laki-laki dan tujuh lainnya perempuan.

(Baca juga WNI Korban Perahu Pancung Karam di Johor Jadi 14 Orang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com