Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Perlu Panik, Antraks Tak Menular dari Manusia ke Manusia

Kompas.com - 21/01/2017, 16:55 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

SLEMAN, KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir, masyarakat dikejutkan dengan adanya kasus antraks di Kabupaten Kulonprogo dan satu anak warga Sleman yang meninggal diduga suspect antraks .

Tim Respon Cepat Waspada Antraks Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) menegaskan jika antraks tidak bisa menular dari manusia ke manusia. Oleh karena itu, warga  tidak perlu panik dan tetap menjalankan pola hidup sehat.

"Ini terkait dengan berbagai macam informasi yang berseliweran di media sosial dan banyak kesalahpahaman hingga membuat resah di masyarakat," ujar Ketua Tim Respon Cepat Waspada Antraks Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Riris Andono Ahman MPH, Ph.D dalam jumpa pers, Sabtu (20/01/2017).

(Baca:Anak 8 Tahun Meninggal di Yogyakarta, Diduga karena Antraks)

Riris menjelaskan, antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan ditularkan dari hewan kepada manusia. Penularannya bisa melalui kontak langsung ataupun tidak dengan hewan, baik bangkai atau produk hewan sakit yang terinfeksi antraks.

"Penularanya itu kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, mengolah daging atau mengkonsumsinya," ucapnya.

Menurut dia, kasus antraks yang paling sering adalah menyerang kulit. Selain itu, antraks juga bisa menyerang saluran pencernaan dan pernafasan.

"Biasanya antraks yang paling sering itu ada luka pada kulit, bisa juga saluran pencernaan dan pernafasan. Biasanya yang fatal itu di pernafasan," ucap dia.

(Baca: Konsumsi Hewan Sakit, Warga di Kulon Progo Terindikasi Antraks)

Namun, yang perlu diketahui oleh masyarakat bahwa antraks tidak bisa menular dari manusia ke manusia. Sehingga, masyarakat tidak perlu panik. Antraks pada manusia juga dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat.

"Antraks tidak bisa menular dari manusia ke manusia, itu yang perlu dipahami. Antraks pada manusia juga bisa di sembuhkan," katanya.

Diungkapkanya, yang terpenting masyarakat senantiasa menjalankan pola hidup bersih dan sehat. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan. Jika memasak atau mengkonsumsi daging, pastikan sampai matang.

"Masyarakat tidak perlu panik atau resah. Yang penting untuk pencegahan tetap menjalankan pola hidup sehat, kalau memasak daging sapi atau kambing pastikan matang hingga suhu 120°C," kata Riris.

Selain itu, masyarakat juga tidak perlu lantas takut mengkonsumsi daging. Masyarakat dapat membeli daging di tempat pemotongan yang bersertifikat. Hal ini menyikapi adanya isu agar jangan ke Godean karena ada kasus antraks dan bisa tertular.

Riris menyampaikan bahwa di Godean tidak ada kasus hewan positif terkena antraks. Maka dari itu, masyarakat tidak perlu mempercayai isu tersebut.

"Dipastikan bahwa di sana (Godean) tidak ada kasus Hewan yang terkena Antraks. Jadi tidak perlu takut kesana (Godean)," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com