Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2017, 15:27 WIB

Kehendak masyarakat

Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, pun hanya punya calon tunggal, Umar Ahmad-Fauzi Hasan. Parpol yang mengusung pasangan petahana itu mengklaim dukungan itu sesuai kehendak masyarakat. Tak hanya maju tanpa lawan, 10 parpol pemilik kursi di DPRD juga kompak mengusung pasangan tersebut.

Sekretaris DPD Partai Demokrat Lampung Fajrun Najah Ahmad mengatakan, partainya mendukung Umar Ahmad saat maju menjadi wakil bupati mendampingi Bachtiar Basri pada Pilkada 2012.

"Kami memilih mendukung kembali Umar Ahmad karena ada kemajuan di Tulang Bawang Barat. Hasil survei internal partai juga menunjukkan ada kepuasan masyarakat," tuturnya.

Menurut dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Robi Cahyadi, pilkada dengan calon tunggal muncul karena parpol tak memiliki kader potensial yang siap dan layak.

Robi mengatakan, Umar adalah bupati petahana yang meraih jabatan tanpa pilkada. Ia menggantikan bupati sebelumnya, Bachtiar Basri, yang terpilih sebagai Wakil Gubernur Lampung periode 2014-2019.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tulang Bawang Barat Ismanto mengatakan, pihaknya sempat memperpanjang waktu pendaftaran saat hanya ada satu pasangan yang mendaftar. KPU telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan parpol untuk mendaftarkan diri. Namun, hingga batas waktu perpanjangan, hanya pasangan Umar-Fauzi yang mendaftar.

Calon tunggal juga mewarnai Pilkada Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, yang hanya diikuti pasangan Karolin Margret Natasa-Herculanus Heriadi. Karolin dan Herculanus adalah kader PDI-P yang diusung delapan parpol. Herculanus adalah wakil bupati periode 2012-2017. Pada Pilkada 2017, Bupati Landak Adrianus Asia Sidot tidak ikut serta karena sudah menjabat dua periode.

Pengamat politik dari Universitas Tanjungpura, Pontianak, Jumadi, menyatakan, kemunculan calon tunggal juga tak terlepas dari kemampuan melobi pimpinan partai di tingkat pusat.

Anam (50), warga Landak, menilai, calon tunggal mengurangi kemeriahan pesta demokrasi. Marcellinus Joko (30), warga Landak lainnya, menyebut calon tunggal membuat warga merasa pilkada hanyalah formalitas.

Menurut Ketua DPD Partai Golkar Landak Marwan, parpolnya mengusung Karolin karena memiliki kualitas dan pengalaman. Ia anggota DPR selama dua periode. Landak memerlukan pemimpin berpengalaman.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com