Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Asing Bebas Beroperasi di Maluku

Kompas.com - 16/01/2017, 09:09 WIB

PIRU, KOMPAS - Pencurian ikan oleh nelayan asing ilegal masih marak terjadi di Laut Seram antara Provinsi Maluku dan Maluku Utara.

Mereka tidak hanya mengeruk ikan di kawasan itu dengan alat tangkap tidak ramah lingkungan, tetapi juga langsung melakukan bongkar muat ikan di tengah laut. Ironisnya, aktivitas itu minim dari pengawasan aparat terkait.

Demikian informasi yang dihimpun pada Jumat hingga Minggu (13-15/1/2017) di Seram Bagian Barat. Pada Sabtu dini hari hingga petang, Kompas mengikuti perjalanan seorang nelayan asal Desa Kawa, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku.

Nelayan itu memancing ikan tuna dan cakalang di perairan yang berada sekitar 22 mil laut (40,74 kilometer) dari Kawa. Perjalanan menuju titik itu sekitar 3 jam menggunakan perahu motor berukuran 0,5 gros ton (GT) dengan kekuatan mesin 15 tenaga kuda (PK).

Pengawasan jarang

Banyak nelayan pencari tuna dan cakalang memancing dekat rumah ikan milik salah satu perusahaan ikan yang dijaga Reynaldo Pomto (54), warga negara berkebangsaan Filipina. ”Sudah dua bulan saya jaga di sini,” kata Reynaldo, yang mengaku digaji Rp 1,5 juta setiap bulan.

Sebulan sekali ia dikunjungi kapal perusahaan yang datang mengantar bekal. Banyak rumah ikan milik perusahaan tempat Reynaldo bekerja didirikan di sepanjang Laut Seram dan Laut Maluku. Perusahaan itu memiliki dua kapal jaring dan satu kapal khusus penangkap tuna.

Menurut Reynaldo, pada kapal penangkap tuna juga terdapat temannya dari Filipina. Kantor perusahaan dimaksud ada di Bitung, Sulawesi Utara.

”Bos bilang, kalau ada petugas yang tangkap saya, kasih nomor bos agar petugas telepon bos,” katanya.

Perusahaan tersebut milik warga keturunan Taiwan.

Reynaldo berasal dari General Santos, Provinsi Cotabato Selatan. Hampir 10 tahun ia bekerja di perusahaan ikan yang berpusat di Filipina ataupun Indonesia. Sebagian besar wilayah tangkap yang pernah ia jelajahi adalah Indonesia dengan sasaran perairan Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

Ketua Kelompok Nelayan Nusa Kamu, Negeri (Desa) Kawa, Samsul Sia, menuturkan, penggunaan nelayan asing hanya satu dari banyaknya pelanggaran yang dilakukan. Pelanggaran lain adalah bongkar muat ikan di tengah laut. Bahkan, ada kapal ikan berukuran 100 GT dengan jaring bermata kecil. Ikan tuna kecil yang biasa dipancing nelayan disapu bersih.

Namun, pengawasan di perairan itu jarang. Ia pernah mengikuti patroli bersama aparat. Saat pelaku penangkapan ikan ilegal ditangkap, ada telepon dari atasan petugas yang memerintahkan agar kapal dilepas dan jangan ditindak. ”Pencuri ikan semakin berani karena ada yang melindungi mereka,” katanya.

Ikan semakin sulit

Persoalan serius yang kini membelit nelayan adalah semakin sulit mendapatkan ikan karena banyaknya rumah ikan milik perusahaan yang berjejer di perairan itu. Dengan bantuan lampu, ikan ditarik ke rumah ikan, kemudian dilingkari dengan jaring. Nelayan lokal semakin jauh melaut, bahkan hingga sekitar 60 mil laut (111,12 kilometer).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com