Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tatik Sang Perias Jenazah

Kompas.com - 13/01/2017, 15:33 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

"Ada yang kanker payudara atau luka di kaki akibat diabetes. Saya sering nangis sendiri bayangkan sakitnya mereka saat masih hidup dengan luka seperti itu."katanya dengan suara pelan.

Tatik juga sering mengajak anak perempuannya, Tri Sumami (35) untuk ikut memandikan jenazah agar jika dia berhalangan, ada yang bisa menggantikan.

"Awalnya ya takut tapi sama ibu dikasih tau harus tabah dan harus kuat. Sekarang sudah terbiasa," kata Tri.

Tidak jarang, ia dan ibunya ikut mengantarkan hingga ke pemakaman, terutama jenasah yang tidak memiliki keluarga.

Untuk sekali memandikan dan merias jenazah, Tatik mengaku mendapatkan bayaran Rp 50.000 dari yayasan. Namun ada juga pihak keluarga yang memberikan uang lebih sebagai uang terima kasih karena telah merawat jenazah keluarganya.

"Tapi ini bukan masalah bayarannya tapi panggilan jiwa sebagai sesama manusia," pungkas Tatik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com