Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karimunjawa Terancam Krisis Air Bersih

Kompas.com - 11/01/2017, 14:35 WIB

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS - Krisis air bersih mengancam wilayah Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Alih fungsi daerah resapan di kawasan perbukitan untuk hotel, rumah inap (homestay), dan sejumlah infrastruktur lain menyebabkan ketersediaan air semakin berkurang, terutama pada musim kemarau.

Camat Karimunjawa M Taksin mengatakan, selama ini sekitar 7.000 warga Desa Karimunjawa dan Kemojan, Kepulauan Karimunjawa menggantungkan pasokan air dari sumber air di kawasan perbukitan.

"Namun, dua hingga tiga tahun terakhir, semakin banyak alih fungsi lahan di kawasan tersebut. Akibatnya, masalah air bersih mulai dirasakan warga dan pengelola tempat penginapan," ujarnya di Jepara, Selasa (10/1/2017).

Taksin mengatakan, beberapa tahun terakhir, kawasan perbukitan di Pulau Karimunjawa banyak dibangun berbagai fasilitas publik mulai dari Bandar Udara Dewandaru, kantor pemerintahan, sekolah, hotel, dan homestay. Maraknya pembangunan hotel dan homestay seiring geliat aktivitas pariwisata kepulauan di Laut Jawa tersebut.

Menurut dia, perlu terobosan untuk penyediaan air di Kepulauan Karimunjawa. Jika tidak, diperkirakan dalam kurun waktu lima tahun ke depan kawasan tersebut kehabisan pasokan air bersih. Hal ini ironis mengingat Karimunjawa telah ditetapkan sebagai satu dari empat destinasi wisata unggulan Jateng bersama Dieng, Borobudur, dan Sangiran.

Kekurangan pasokan air terutama dirasakan warga pada Juni-September. Selama itu, debit air resapan dari kawasan perbukitan berkurang. Akibatnya, pihak satuan kerja air di Kecamatan Karimunjawa yang mengelola air resapan itu harus menggilir jatah pengaliran air agar seluruh rumah warga dan tempat penginapan kebagian.

Ganggu wisata

H Ipong, salah satu pemilik homestay di Karimunjawa, mengatakan, minimnya pasokan air bersih mengganggu pelayanan terhadap wisatawan. Apalagi, masa-masa pasokan air menipis bersamaan waktunya dengan musim padat wisatawan.

"Bulan Juni sampai September itu laut pas tenang, jadi tamu banyak berdatangan. Pernah saat banyak tamu tidak ada air sama sekali. Akhirnya saya beli air mineral galonan untuk mereka mandi daripada memalukan pelayanan homestay kami," ujarnya.

Sekretaris Desa Kemojan Rasyid menuturkan, sumur-sumur gali di Karimunjawa juga hanya bisa mengeluarkan air saat musim hujan. Namun, pasokannya surut sejak awal musim kemarau. Sementara di wilayah tersebut nyaris tidak mungkin membuat sumur bor karena tekstur tanah penuh batu.

Untuk itu, Taksin berharap, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jepara dapat turun tangan membantu mengantisipasi ancaman krisis air itu. Salah satunya dengan pembuatan embung untuk dijadikan sumber air permukaan sebagai bahan baku air bersih PDAM.

Menurut dia, lokasi yang paling strategis untuk pembangunan embung itu terdapat di kawasan Legonlele, Desa Karimunjawa. "Di sana ada lahan warga seluas 1 hektar lebih yang bisa dibebaskan untuk pembangunan embung. Nanti soal pengelolaan yang biasanya satuan kerja air di tingkat kecamatan bisa digantikan pegawai PDAM supaya lebih profesional," ujar Taksin.

Sementara itu, Direktur Utama PDAM Jepara Prabowo mengatakan, pihaknya siap mengelola air bersih di Karimunjawa. Saat ini, PDAM telah memiliki konsep pengelolaan air bersih di daerah tersebut. Dua alternatif yang diajukan, yakni pembangunan embung atau membendung teluk di kawasan perbukitan.

"Seluruh alternatif butuh kajian lebih dalam. Urusan dana, jika pemerintah berat, kami juga bisa bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pembangunan infrastrukturnya," ujarnya.

Terkait alternatif pembendungan perairan teluk, Prabowo mengatakan, hasilnya diperkirakan mampu menyediakan air baku dengan debit sekitar 50 liter per detik. Debit air itu cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, hotel, dan tempat penginapan di Karimunjawa selama setahun.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Januari 2017, di halaman 20 dengan judul "Karimunjawa Terancam Krisis Air Bersih".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com