Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumahnya Hanyut, Warga Bima Dirikan Tenda di Atas Bekas Fondasi

Kompas.com - 27/12/2016, 20:24 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com — Akibat banjir bandang yang terjadi pada Rabu dan Jumat lalu, warga Bima tidak memiliki tempat tinggal.

Sebagian warga yang rumahnya terseret banjir di sepanjang bantaran sungai terpaksa memilih mendirikan tenda di atas bekas fondasi rumah.

Seperti yang dialami warga Kelurahan Rabadompu Timur, puluhan anggota keluarga di RT 12/RW 04 tidur di atas tanah beralaskan kardus, tikar, dan terpal bekas.

Baca juga: Banjir Bima, Warga Terpaksa Mandi dan Mencuci dengan Air Selokan

Ketua RT setempat, Abdullah, mengatakan, sebanyak 24 rumah warga di permukiman tersebut hanyut terseret banjir setinggi lebih dari 3 meter. Sementara itu, sebagian rumah di antaranya roboh dan menyisakan separuh dinding.

"Banjir itu besar sekali, ada 24 rumah warga di sini hanyut dan sebagiannya banyak yang roboh. Saat ini, warga terpaksa mendirikan tenda karena tak punya tempat tinggal lagi," kata Abdullah.

Sejumlah warga korban bencana di wilayah itu memilih membangun tenda di atas bekas fondasi rumah karena tak punya pilihan lain. Selain kehilangan rumah, mereka juga kehilangan harta benda.

Mereka juga membangun tenda 3 x 6 meter dengan mengumpulkan puing-puing rumah yang layak dipakai.

Rostina, salah satu korban banjir, mengaku terpaksa tidur di atas bekas fondasi rumahnya karena tak lagi memiliki tempat tinggal untuk berteduh.

"Mau tidak mau, nyaman enggak nyaman, saya terpaksa tinggal di sini. Rumah saya hanya tinggal fondasi, semua dinding dan atap sudah amblas dibawa banjir," tutur Rostina.

Namun, ibu dua anak ini merasa bersyukur karena seluruh keluarganya selamat.

Sebelum banjir susulan pada Jumat (23/12/2016) lalu, ia dan keluarganya terlebih dahulu meninggalkan rumah pasca-banjir pertama pada Rabu (21/12/2016).

Baca juga: Kemensos: 85.000 Warga Bima Masih di Pengungsian

Ia mengungsi di tempat yang lebih tinggi sehingga selamat dari bencana alam.

Ia mengaku, selama di tempat pengungsian hingga setelah kembali ke kampungnya, bantuan dari pemerintah sudah terpenuhi, baik makanan, perlengkapan lainnya, seperti pakaian dan selimut, maupun layanan kesehatan.

"Kalau bantuan dari pemerintah untuk kebutuhan sehari-hari, seperti makanan siap saji, mi instan, beras, dan obat-obatan, itu sudah cukup. Saat ini, kami masih membutuhkan minyak tanah, termasuk selimut," tuturnya.

Yang paling mendesak, kata Rostina, adalah percepatan bantuan jaminan hidup dari pemerintah.

Selain itu, mereka juga ingin secepatnya kembali memiliki rumah hunian tetap.

"Harapan kami, hanya ingin punya rumah dan biaya hidup," kata Rostina.

Kompas TV Banjir Bandang di Bima Tak Hanya Rendam, Tapi Rusak Rumah Warga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com