Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mensos Tinjau Korban Banjir di Bima

Kompas.com - 26/12/2016, 13:31 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia, Khofifah Indar Parawansa meninjau korban terdampak bencana banjir di Kota Bima, Senin (26/12/2016). Mensos bersama rombongannya yang didampingi Gubernur NTB TGH Zainul Majdi, MA langsung mengunjungi gudang BULOG yang ada di Kelurahan Jatiwangi, untuk memastikan pasokan beras yang tersisa setelah diterjang banjir.

Tiba di gedung penyimpanan beras, Mensos masuk ke gudang yang masih tergenang air dan dipenuhi lumpur. Mensos dan pejabat lainnya akhirnya mengenakan masker karena bau yang menyengat.

Saat itu juga Mensos menanyakan mengenai sisa-sisa beras yang berhasil dievakuasi dan digunakan untuk korban bencana. Dari penjelasan kepala Bulog, stok beras hanya tersisa 30 persen yang bisa dipakai. Sementara sebanyak 70 persen sudah rusak akibat terendam banjir.

"Dari 2.200 ton beras yang ditampung di Bulog Bima , hanya 500 ton yang bisa dipakai," kata Mensos.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Ia meminta tanggap darurat bencana berupa bantuan stok beras dari Provinsi dan gudang Bulog di daerah sekitar, seperti Dompu.

"Jika stok beras daerah dan provinsi sudah tidak cukup, maka stok Kementerian Sosial bisa dikeluarkan," ujar Mensos.

Setelah itu, Khofifah kemudian menuju kantor Wali Kota untuk memberikan arahan. Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan pemerintah daerah lain atas solidaritas dan dukungan yang diberikan bagi 105.753 penduduk di Kota Bima yang terdampak banjir bandang.

Di kesempatan yang sama, Mensos juga meminta pemerintah daerah untuk memberikan ruang bagi tim relawan seperti TNI, polisi, dan relawan bencana lain agar bisa berkoordinasi dengan baik. Sehingga dalam penanganan korban bencana bisa lebih terarah dan efektif.

"Mohon nanti pak Wali Kota, mereka diberikan ruang agar mereka bisa saling berkoordinasi dengan baik. Sehingga seluruh suport yang dilakukan bisa bersinergi dengan apa yang dilakukan oleh Satker di Bima," tutur Mensos.

Sementara tanggap darurat dari Kementrian Sosial, ia mengaku telah menyediakan 8 klaster. Dari jumlah itu, setidaknya ada 2 klaster yang berkaitan dengan penanggulangan bencana. Terdiri dari Klaster pengungsian dan perlindungan terkait dengan penyediaan tempat pengungsian dan logistik untuk pengungsi.

Tidak hanya itu, pihaknya juga menghadirkan Klaster psikososial terhadap anak-anak yang terdampak bencana. Sebab, Klaster psikososial itu sangat perlu untuk membangun semangat dan motivasi warga paska bencana.

Khofifah mengatakan, salah satu aksi prioritas yang paling penting adalah pembersihan, dengan tujuan mengurangi trauma masyarakat dan mencegah berkembangnya penyakit.

Sementara untuk mempermudah proses pembersiahan sisa-sisa banjir, pihaknya sudah meminta kepada Kementerian PU agar bisa membantu penyediaan 1 unit ekskavator untuk pembersihan sampah bekas banjir di daerah itu.

"Selain ekskavator, komponen yang sedang diupayakan saat ini adalah air bersih untuk keperluan sehari-hari serta truk pengangkut sampah," jelasnya.

Khofifah menyatakan tahap tanggap darurat bencana banjir Kota Bima telah diperpanjang hingga tanggal 5 Januari 2017.

"Setelah itu akan dilakukan assesment atau penilaian untuk perencanaan dan persiapan pelaksanaan tahap perbaikan dan pembangunan-kembali," ucapnya.

Usai menyampaikan arahan terhadap Pemerintah daerah, Mensos selanjutnya mengecek dapur umum lapangan yang berada di belakang kantor Wali Kota serta posko pengungsian di Masjid Baitul Hamid Kelurahan Penaraga. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com