Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indahnya Toleransi di Kampus-kampus Yogyakarta

Kompas.com - 23/12/2016, 05:53 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

 

Pelajaran agama pun bersifat diskusi tanya jawab. Bagaimana mengenal agama- agama di Indonesia, bagaimana menjaga kebinekaan, dan saling menghormati.

"Yang mengisi gantian, dosen Muslim, Katolik, Kristen, Hindu dan Budha. Bentuknya forum diskusi tanya jawab," kata Raras.

Diceritakanya, di lingkungan Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, ia melihat seorang suster, romo, frater, pendeta duduk bersama mahasiswa berjilbab, bercanda, makan bersama di kantin atau berdiskusi sudah hal yang biasa.

Bahkan suster memboncengkan teman kelasnya yang berjilbab atau sebaliknya juga itu sudah biasa.

Pandangan serupa juga terlihat di Universitas Atmajaya Yogyakarta. Widi Jati Pangestu, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya angkatan 2015 menuturkan, perbedaan bukan menjadi penghalang untuk menjalin pertemanan maupun persaudaraan. Justru perbedaan itu harus dirayakan dan menjadi indah.

"Di sini (Universitas Atmajaya Yogyakarta) yang kuliah tidak hanya Katolik, tetapi banyak yang Muslim, Hindu, Budha dan Kristen. Dan, tidak ada masalah, justru saling bersaudara," ujarnya.

Widi menceritakan, di Universitas Atma Jaya Yogyakarta setiap fakultas menyediakan ruangan untuk menjalankan ibadah shalat. Bahkan di ruangan itu kampus menyediakan fasiltas perlengkapan shalat.

"Setiap Fakultas disediakan ruangan untuk shalat. Lengkap ada mukena, sajadah, serta sarung juga," bebernya.

Satu yang menarik dari sebuah dinamika toleransi dan persaudaraan yang ia rasakan salah satunya adalah ketika jam shalat zuhur atau hari Jumat, misalnya, mahasiswa yang nonmuslim sering mengantar mahasiswa muslim ke masjid. Bahkan sering kali mengingatkan agar jangan bolos shalat.

"Teman-teman yang nonmuslim itu mau mengantarkan kalau mau ke masjid, dibonceng naik motor atau sekadar menemani jalan kaki," urainya.

Mahasiswa Kristen di UIN

Sama halnya dengan Riston Batuara, mahasiswa pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga. Dia mengaku awalnya datang ke prodi dan menanyakan apakah bisa kuliah di UIN karena agamanya Kristen. Pihak Prodi menyambutnya secara terbuka.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com