SEMARANG, KOMPAS.com – Ulama kharismatik asal Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah KH Maimoen Zubair mendukung pendirian pabrik semen Indonesia di wilayah itu.
Mbah Moen, panggilan akrabnya, mendukung pabrik semen adalah bagian dari membela negara Indonesia.
Mbah Moen menyebutkan, PT Semen Indonesia (SI) merupakan perusahaan milik negara, oleh karena itu sudah sepantasnya didukung oleh warga.
“Semen harus didukung agar Indonesia tidak mengekspor orang saja, tapi mengekspor barang (semen). Mendukung (pabrik) semen adalah bagian dari membela negara,” kata Mbah Moen dalam siaran tertulisnya, Kamis (22/12/2016).
Terkait dukungannya itu, Mbah Moen mengaku siap ke Istana Negara Jakarta guna menyampaikan aspirasinya ke Presiden Joko Widodo. Mbah Moen juga merestui warga yang mendukung operasi pabrik semen, yang disebutnya sebagai Laskar Brotoseno.
“Kalau perlu, saya akan ngomong sendiri sama presiden pak Jokowi agar beliau mendukung pabrik semen,” ujarnya.
Warga yang mendukung pabrik semen di Rembang Kamis hari ini melakukan aksi long march dari alun-alun Kabupaten Rembang ke Pendopo Bupati.
Warga tersebut berasal dari 9 kecamatan di Rembang, antara lain dari Kecamatan Sale, Sarang, Sedan, Pancur, Pamotan, Sulang, dan Rembang Kota.
Aksi long march diikuti ribuan warga, hingga memacetkan jalan Pantura Rembang.
Seusai beraksi mereka bertemu Bupati Rembang Abdul Hafiz untuk menyampaikan aspirasinya.
Sementara warga yang menolak pabrik semen hingga Kamis ini masih mendirikan tenda di depan kantor Gubernur Jateng di Jalan Pahlawan Semarang.
Tenda perjuangan juga berada di dekat pintu masuk PT SI di Kecamatan Gunem. Tenda perjuangan di Semarang berlangsung sejak Senin (19/12/2016) kemarin.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebelumnya diminta oleh Mbah Moen untuk menyelesaikan polemik pendirian pabrik Semen. Kala itu, Mbah Moen meminta agar pabrik semen itu diteruskan.
Baca: Ganjar: Presiden Tanya soal Perkembangan Pabrik Semen di Rembang
“Saya ketemu Mbah Maimoen, malah beliau ngomong. ‘Mas ganjar tolong dong karena yang ngundang Semen Gresik ke Rembang minta diteruskan'. Saya jawab, 'ini mbah, nunggu putusannya, kami belum ada sikap',” ujar Ganjar kala itu.