Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Medan Galakkan Penggunaan Gas

Kompas.com - 22/12/2016, 17:24 WIB

MEDAN, KOMPAS — Perusahaan pengguna gas industri di Kota Medan membeli gas melalui tangki angkutan yang disalurkan PT Pertagas Niaga sejak Desember ini. Harga gas itu 10,5 dollar AS per MMBTU, lebih murah dibandingkan gas yang disalurkan PT Perusahaan Gas Negara, yakni 12,22 dollar AS per MMBTU.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pengguna Gas (Apigas) Sumatera Utara Johan Brien, Rabu (21/12), mengatakan, sudah ada satu perusahaan yang menggunakan gas yang disalurkan dari truk tangki.

Mereka membangun sistem regasifikasi mini di perusahaannya sehingga gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) yang diangkut truk tangki bisa digunakan perusahaan. Ada satu lagi perusahaan yang sedang membangun sistem agar bisa menerima LNG.

"Untuk saat ini, pelanggan industri pasti akan memilih penjualan langsung karena harga gas lebih murah. Penjualan secara trucking memperpanjang napas kehidupan industri di Sumut.," kata Johan.

Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, PT Pertagas Niaga, anak perusahaan PT Pertamina Gas, memang telah melakukan uji coba penggunaan LNG dengan model trucking di kawasan industri di Medan.

"Pertamina terus mengembangkan berbagai model usaha gas untuk menjawab tuntutan pasar akan harga gas yang lebih kompetitif. Salah satu model yang diujicobakan, yaitu LNG trucking di kawasan industri di Medan, setelah sebelumnya mengembangkan model yang sama di Balikpapan," jelas Wianda.

Di Medan, Pertagas Niaga telah memasok LNG model trucking pada PT Kedaung Medan Industrial, produsen gelas dan kaca blok di Tanjung Morawa, sebanyak 0,4 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD.

"Ini masih merupakan uji coba untuk melihat keandalan pasokan dan kesesuaiannya dengan ekspektasi konsumen sebelum kami pasarkan secara luas," katanya.

Dikatakan, LNG trucking akan mendukung bisnis Pertamina dalam memenuhi suplai gas dengan harga kompetitif untuk industri di Sumatera Utara. Bisnis gas pipa dan LNG trucking saling melengkapi dan tidak akan mematikan satu sama lain karena segmentasi pasar yang berbeda.

Konsumen lain, seperti Unilever di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke atau PLN, tetap menggunakan gas pipa.

"Kami mencari berbagai solusi maksimal untuk memberikan harga gas kompetitif agar industri tetap jalan. Kami harap di bawah harga gas pipa," tambah Wianda.

Kepala Area Penjualan PT PGN Medan Saeful Hadi menyatakan, hingga kini harga gas industri di Sumut masih 12,22 dollar AS per MMBTU. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang penurunan harga gas menjadi 9,99 dollar AS per MMBTU belum terealisasi. Pengajuan penurunan harga yang dilakukan lima perusahaan di Medan belum ada hasilnya.

"Belum ada keputusan soal penurunan harga itu," kata Saeful.

PGN tidak menganggap sistem penjualan gas yang dilakukan PT Pertagas Niaga sebagai ancaman. Namun, infrastuktur yang dibangun pemerintah melalui Pertamina, yakni pipa Arun-Belawan sejauh 350 kilometer senilai 420 juta dollar AS, belum dimanfaatkan maksimal.

"Kami berharap penurunan harga bisa segera direalisasikan sehingga infrastruktur tidak mubazir. Jika harga di hulu murah, tentu harga di hilir juga murah. Jika harga bisa murah, mengapa tidak melalui pipa, tujuannya juga ke pelanggan saya," kata Saeful.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com