SURABAYA, KOMPAS.com — Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melakukan riset produksi sumber energi alternatif ramah lingkungan, biofuel, dari limbah plastik kemasan minuman yang diolah dengan sari tumbuhan eceng gondok.
Riset yang digagas lima mahasiswa Departemen Teknik Kimia, yakni Regia Puspitasari, Sri Utami, Putu Adhi Rama Wijaya, Tri Wahyuning Eka, dan Ratri Puspita Wardani, itu bermula dari keprihatinan akan banyaknya sampah botol plastik minuman yang kerap berserakan di sekitar kampus.
"Kami punya inisiatif mengelola sampah tersebut menjadi produk bahan yang bermanfaat," kata Sri Utami, Senin (19/12/2016).
Proses pembuatannya, lanjut Sri Utami, dengan memotong-motong botol plastik menjadi bagian-bagian kecil, lalu diolah dengan metode pirolisis, atau proses dekomposisi bahan anorganik melalui proses pemanasan. Hasil dari proses pirolisis tersebut adalah liquid fuel atau bahan bakar minyak.
Liquid fuel itulah yang akan diolah dengan hasil fermentasi bioetanol dari eceng gondok menjadi bahan bakar minyak yang beroktan tinggi.
“Kami komposisikan sedemikian rupa agar mirip dengan nilai oktan bensin, yaitu 90 persen bioetanol dan 10 persen liquid fuel,” ungkap Sri Utami.
Hasil riset tim mahasiswa ITS Surabaya itu berhasil memenangi lomba karya tulis ilmiah yang digelar Departemen Biologi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS) dan Environment Festival oleh Departemen Teknik Lingkungan Universitas Airlangga tahun ini.
Dia berharap dapat mempresentasikan hasil risetnya itu pada forum Call for Paper di Hokkaido, Jepang, yang juga digelar tahun ini.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan