Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aparat Dihadang Penambang Ilegal saat Penertiban di Gunung Botak

Kompas.com - 15/12/2016, 22:57 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Penertiban aktivitas penambangan ilegal di kawasan Gunung Botak, Kecamatan Wamsait, Kabupaten Buru pada hari kedua mendapat perlawanan hebat dari ratusan penambang ilegal di kawasan tersebut, Kamis (15/12/2016).

Para penambang yang tidak ingin ditertibkan mengamuk sambil menghalangi petugas yang hendak masuk ke lokasi penambangan.

Tak hanya kaum pria, para ibu juga ikut memberi perlawanan saat petugas hendak melakukan penertiban.

Informasi yang dihimpun, sejumlah penambang bahkan mempersenjatai dirinya dengan alat tajam saat aparat gabungan yang terdiri dari personel TNI/Polri dan petugas Satpol PP memasuki kawasan penambangan ilegal.

Untuk menghindari bentrok dengan para penambang, aparat gabungan akhirnya memilih mundur dan menunda untuk sementara proses penertiban.

"Penertiban tadi ditunda, karena para penambang melakukan perlawanan, penundaan juga dilakukan untuk menghindari kontak fisik antara penambang dengan aparat,” kata sumber Kompas.com yang ikut dalam penertiban tersebut.

Aksi penertiban para penambang illegal ini sehari sebelumnya juga telah dilakukan di kawasan Gunung Botak, tepatnya di Jalur Anahoni. Penertiban dipimpin langsung Kapolres Pulau Buru AKBP Leo Simatupang dan Komandan Kodim (Dandim) Namlea Letkol Kav Sindhu Hnggara.

Dalam aksi penertiban itu, sekitar 250 personel gabungan ikut dilibatkan, termasuk masyarakat adat, LSM serta petugas dari Dinas ESDM Maluku.

Menurut Kepala Seksi Pengamatan dan Konservasi Dinas ESDM Maluku, Helen Heumase, penetiban aktivitas penambanga ilegal di kawasan Gunung Botak atas perintah langsung dari Gubernur Maluku Said Assagaff.

“Penertiban aktivitas penambangan ilegal di Gunung Botak ini dilakukan karena sampai saat ini ternyata masih ada penambang liar yang melakukan aktivitasnya di Gunung Botak,” katanya.

Aktivitas penambngan ilegal di kawasan Gunung Botak telah ditutup oleh Pemerintah Provinsi Maluku bekerjasama dengan aparat TNI/Polri setahun yang lalu.

Para penambang ilegal dari berbagai daerah juga telah dipulangkan ke daerah asalnya, namun belakangan aktivitas penambangan ilegal kembali terjadi di kawasan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com