Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tulisan Inspiratif Siswi SMA Ini Viral di Medsos, Orangtuanya Kaget

Kompas.com - 13/12/2016, 12:53 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

Terkait keterlibatannya di grup tersebut, Afi mengaku ditawari oleh salah satu administrator dan langsung menerimanya. Ini menjadi pengalaman luar biasa bagi Afi.

"Saya bisa belajar karena di balik isu hoax ada kepentingan besar dan kita ini secara tidak sadar dimanfaatkan oleh kepentingan tersebut," jelasnya.

Sebagai administrator grup, Afi menggunakan akun Facebook yang berbeda, tidak menggunakan akun yang dipakainya sehari-hari.

Hal itu dilakukan untuk menghindari serangan-serangan dari orang yang tidak menyukai statusnya.

"Ada kawan saya yang ganti akun sampai 13 kali karena ada yang bobol," kata dia sambil tertawa.

Gadis yang aktif di kegiatan organisasi sekolah ini memiliki hobi membaca, khususnya buku-buku tentang pengembangan diri. Dia juga rajin menulis di buku harian.

Kepada Kompas.com, dia menunjukkan empat buku tulis tebal yang berisi catatan hariannya yang tertulis rapi. Ia masih menyimpan tulisan pertamanya pada Rabu 14 Mei 2015.

Afi mengaku bahwa buku harian tersebut berisi tentang perjalanan hidupnya dan setiap peristiwa yang ia alami. Semua ditulis detail di catatan itu.

Untuk menulis status di Facebook, Afi memanfaatkan ponsel Android milikya. Kalau menulis di laptop atau komputer, idenya justru tidak keluar.

"Sepanjang apa pun statusnya, ya saya ngetiknya pakai handphone. Biasanya saya menulis siang atau sore hari selepas sekolah," katanya.

Sejak statusnya viral di dunia maya, Afi terpaksa menonaktifkan pemberitahuan atau notifikasi pada akunnya. Maklum, bunyi notifikasi itu sangat mengganggu. Satu jam bisa ada ratusan pemberitahuan.

"Juga ada ribuan pesan yang belum terbaca karena terlalu banyak. Sedangkan saya ya hanya pakai handphone sederhana ini," katanya sambil menunjukkan ponsel berwarna hitam.

Afi adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya Wahyudi (46) bekerja sebagai penjual cilok di sekolah dekat dengan rumahnya.

Adapun ibunya Sumarti menderita Glukoma dan kehilangan penglihatan total sejak setahun terakhir sehingga dia lebih banyak beraktivitas di rumah. Mereka tinggal di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com