BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berharap agar insiden penghentian kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) tak merusak nilai toleransi yang sudah dibangun oleh warga Bandung.
Menurut Emil, sapaan akrabnya, Bandung sejak dulu sudah dikenal sebagai kota pluralis yang sangat menjaga nilai keberagaman.
"Kota Bandung pada dasarnya sejak dulu sampai zaman kolonial adalah kota pluralis bukan homogen. Sejak zaman Belanda, Kota Bandung itu toleran, terbuka dengan nilai-nilai. Itu tidak bisa dirusak oleh sekelompok," ucap Emil di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Kamis (8/12/2016).
Baca juga: Acara Kebaktian Rohani di Sabuga Bandung Dihentikan
Emil pun tak menutup kemungkinan seiring berjalannya waktu ada individu atau kelompok yang muncul untuk mengusik nilai-nilai toleransi. Namun, Emil memastikan bahwa kelompok intoleran itu tak mewakili karakter warga Bandung yang sangat menghargai keberagaman.
"Dalam kemajuan zaman selalu ada orang yang melakukan hal seperti ini dalam bentuk ekstrimes agama, ideologi, ekonomi. Jadi saya kira tidak mewakili gambaran besar warga Bandung yang sebetulnya sangat toleran, pancasilais," ungkapnya.
Emil pun bakal menggelar rapat terkait persoalan tersebut. Ia mengaku akan mengundang seluruh unsur untuk mencari tahu sebab utama masalah tersebut. Termasuk, mencari tahu asal-usul ormas yang meminta KKR dihentikan.
"Ini yang akan saya rapatkan, karena pada dasarnya ormas agama itu harus tergabung dalam forum silaturahmi ormas Islam. Di situ kami mengedukasi, berkomunikasi, kepada mereka yang terbukti tidak masuk ke dalam forum silaturahmi umat Islam itu masuk kategori yang melanggar perda," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.