Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candi Borobudur Sahabat Anak

Kompas.com - 07/12/2016, 06:07 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Pengelola Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang bersahabat dengan anak. Tidak hanya ketika anak menjadi wisatawan akan tetapi juga anak-anak yang tinggal di sekitar candi Buddha tersebut.

Kepala Unit PT TWCB Chrisnamurti Adiningrum menjelaskan, sebagai perusahaan milik negara pihaknya memiliki banyak program yang didedikasikan khusus untuk anak-anak dan orang tua. Tujuannya agar anak-anak semakin tertarik berkunjung serta ikut menjaga kelestarian candi Borobudur.

"Kami memberikan harga tiket khusus bagi pelajar. Bahkan sejak Oktober - Desember 2016, kami memberikan tiket gratis bagi anak-anak PAUD yang mau ke Candi Borobudur,” ujar dia, Selasa (6/12/2016).

Selain itu, pihaknya juga membuat ruang laktasi di dekat loket pembelian tiket yang dapat dimanfaatkan ibu-ibu untuk memberikan ASI atau keperluan anak-anak mereka.

"Petugas kami juga siap membantu orang tua mencari anaknya yang terpisah saat berwisata di Candi Borobudur," kata Chrisna yang baru dilantik menjadi Ketua Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) Kabupaten Magelang ini.

Dia menyebut, selama dua tahun terakhir pihaknya pun rutin memberikan bantuan untuk peningkatan gizi anak-anak di Kabupaten Magelang.

Ketua APSAI Pusat Luhur Budijarso menjelaskan perlindungan terhadap anak tidak hanya menjadi tugas pemerintah saja akan tetapi juga seluruh elemen masyarakat dan pihak swasta.

APSAI kata Luhur, menjadi tempat sinergi percepatan isu-isu perlindungan anak dan tumbuh kembang anak di Indonesia.

“Bagaimana peran swasta bisa masuk, bukan yang muluk-muluk tapi dimulai dari lingkungan perusahaan sendiri. Seperti kebijakan perusahaan yang pro anak, misalnya perusahaan mengatur perihal cuti melahirkan, penyediaan ruang laktasi. Selain itu, produk yang dilempar ke pasar juga pro anak,” ujar dia.

Saat ini populasi anak di Indonesia mencapai 34,5 persen atau sekitar 84 juta jiwa. Setiap tahun ada sekitar 5-6 juta bayi yang dilahirkan. Semua lapisan masyarakat dinilai bertanggung jawab atas perlindungan dan tumbuh kembang mereka.

“Ini menjadi tanggung jawab kita untuk melahirkan generasi yang lebih baik,” ujarnya.

Menurut dia, Kabupaten Magelang merupakan daerah kelima di Indonesia yang memiliki kepengurusan APSAI secara resmi. Organisasi non profit ini juga ada di Gianyar, Denpasar (Bali), Kabupaten Brebes dan Kabupaten Semarang.

"Ditargetkan hingga 2017 di seluruh Indonesia telah terbentuk 30 cabang APSAI," sebutnya.

Perihal pendanaan kegiatan APSI , sebut Luhur, dapat memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari masing-masing perusahaan. Dia menjelaskan bahwa setiap perusahaan memiliki program CSR dengan berbagai tujuan, misalnya untuk pemberdayaan UMKM, lingkungan hidup dan lainnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com