Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Din Syamsuddin Minta OKI Melakukan Rapat Darurat soal Nasib Etnis Rohingya

Kompas.com - 05/12/2016, 17:49 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

BANTUL, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin meminta agar Organisasi Kerjasama Islam (OKI) segera melakukan rapat darurat terkait krisis kemanusiaan di Provinsi Rakhine, Myanmar.

Hal itu agar negara-negara Islam lewat OKI bisa melakukan langkah konkret untuk menyematkan warga muslim di Provinsi Rakhine, Myanmar.

"Rohingya adalah krisis kemanusiaan, terutama terjadi pembunuhan, pembantaian yang bersifat ethnic cleansing, yang dilakukan oleh apakah itu masyarakat, dan apalagi itu jika melibatkan aparat keamanaan di Myanmar itu," ujar Din Syamsuddin susai menghadiri acara Mahathir Global Peace School ke-5 di Sportorium UMY, Senin (5/12/2016).

Baca juga: Lari dari Myanmar, 10.000 Orang Rohingya Sudah Tiba di Banglades

Din Syamsuddin mengecam keras terjadinya pembantaian terhadap etnis Rohingya di Provinsi Rakhine, Myanmar.

Selain itu, ia juga mendesak agar Pemerintah Myanmar menghentikan aksi tersebut.

"Secara khusus saya meminta kepada OKI untuk melakukan rapat darurat, sehingga negara-negara Islam lewat Organisasi Kerjasama Islam, OKI bisa mengambil langkah nyata dan konkret untuk menyelamatkan warga muslim di Provinsi Rakhine, Myanmar," tandasnya.

Mantan ketua umum PP Muhammadiyah ini menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang lewat Kementerian Luar Negeri sudah melakukan langkah-langkah nyata.

Namun langkah itu perlu ditingkatkan dengan mendesak Myanmar lewat mekanisme ASEAN agar penindasan terhadap etnis Rohingya dihentikan.

"Perlu ditingkatkan dengan mendesak Myanmar lewat mekanisme Asean (Association of Southeast Asian Nations), karena Myanmar juga bagian Asean. Ini solidaritas Asean demi stabilitas Asean agar penindasan terhadap etnis Rohingya dihentikan," tegasnya.

Terakhir, Din Syamsuddin mengimbau kepada umat Islam Indonesia khususnya, untuk tidak melihat dan menarik kasus Rohingya di Myanmar itu sebagai isu agama.

Sebab, kejadian di Provinsi Rakhine tidak ada kaitannya dengan agama dan tidak perlu konflik di Myanmar ditarik ke dalam negeri.

"Yang terjadi di Myanmar tidak ada kaitannya dengan agama dan tidak perlu kita bawa konflik yang ada di luar negeri sana itu ke dalam negeri kita ini. Mari kita tetap membangun kehidupan masyarakat Indonesia yang harmonis," ajaknya.

Kompas TV Kisah Bocah Rohingya Hidup Tanpa Orangtua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com