Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Mbah Paiyem Jual Wedang Ronde Kesukaan Soeharto

Kompas.com - 03/12/2016, 00:00 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

Paiyem setiap hari membuka dagangan wedang rondenya mulai pukul 19.00 WIB. Paling malam, dia berjualan hingga pukul 00.00 WIB.

"Tutup jam 12 malam, tapi sering jam 9 malam sudah habis. Tapi bulan ini memang lagi sepi," tuturnya.

Nenek yang telah memiliki dua orang cicit ini mengaku belum akan berhenti berjualan sendiri sampai fisiknya benar-benar tidak kuat lagi. Sebab baginya wedang ronde sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya.

"Hasilnya tidak tentu, tetapi rejeki sudah ada yang mengatur, kita hanya berusaha. Pokoknya tetep jualan," kata Paiyem.

Namun, sepeninggal suaminya dan karena usianya sudah 85 tahun, Paiyem sudah tidak kuat lagi mendorong gerobaknya dari rumahnya di Kadipaten Kulon menuju ke Jalan Kauman. Kini, dia dibantu putranya yang keenam mendorong gerobak hingga memasangkan terpal.

"Itu anak saya yang keenam, setiap hari bantu dorong gerobak. Setelah itu pulang nemani cucu belajar, yang jualan saya," ucapnya.

Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma Paiyem Karsowiyono (85) penjual Wedang ronde di Jalan Kauman Kota Yogyakarta
Langganan Soeharto

Dilihat sepintas, wedang ronde milik Paiyem tak berbeda dengan yang lainnya. Namun, di balik kesederhanaan gerobak dan tempatnya berjualan yang hanya di pinggir jalan, ternyata rasa wedang rondenya ni digemari oleh Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto.

Ketika Soeharto masih menjabat sebagai Presiden, wedang ronde Paiyem sering dipanggil datang ke Istana Negara Gedung Agung.

"Ya dulu sering dipanggil ke Istana (Gedung Agung. Ya seneng, bangga wedang ronde saya diundang ke Istana Negara (Gedung Agung)," ucapnya.

Nenek yang telah memiliki 11 cucu ini lalu bercerita, ketika berjualan di Pasar Ngasem Kota Yogyakarta, ada seorang ajudan Soeharto yang datang. Sang ajudan meminta agar Paiyem datang karena Soeharto sedang di Yogyakarta dan ingin wedang ronde.

Kesempatan itu tak hanya datang sekali. Paiyem ingat, dia diundang beberapa kali untuk menjamu para tamu negara yang datang ke Gedung Agung Yogyakarta.

"Saya hanya membuat, yang melayani dan menyerahkan ke Pak Suharto, Ajudanya. Kalau ada tamu negara juga sering diundang ke istana," kata Paiyem sambil tersenyum.

Dulu, lanjutnya, wedang rondenya juga sering dipesan untuk acara-acara pernikahan di Yogyakarta. Bahkan wedang ronde Paiyem pernah dipanggil ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat saat acara pernikahan salah satu Putri Sri Sultan HB X.

"Kalau sekarang di acara pernikahan saya sudah tidak kuat lagi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com