Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batam Masuk Daerah Rawan Terorisme

Kompas.com - 01/12/2016, 08:40 WIB
Kris R Mada

Penulis

BATAM, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme memasukkan Batam, Kepulauan Riau ke kelompok daerah rawan terorisme.

Selain menjadi sasaran, Batam juga rawan dijadikan jalur logistik, perekrutan, dan perlintasan kelompok teroris.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius menuturkan, salah satu yang rawan dijadikan sasaran serangan di Batam adalah pembangkit listrik. Pembangkit-pembangkit itu amat vital bagi daerah industri seperti Batam.

"Sasaran serangan teroris adalah objek vital seperti pembangkit-pembangkit listrik. Pengelola (pembangkit listrik) harus siap menangani jika ada indikasi serangan teroris," tuturnya di sela sosialisasi penanggulangan terorisme sektor kelistrikan, Rabu (30/11/2016) malam, di Batam.

Baca juga: Begini Rencana ISIS Serang Singapura dari Batam

Selain menjadi sasaran, Batam juga rawan dijadikan lokasi transit dan persembunyian teroris. Sejumlah kelompok teroris menjadikan Batam sebagai lokasi perlintasan ilegal anggotanya.

Hal itu antara lain terungkap lewat penangkapan kelompok GRD pada awal Agustus 2016. Kelompok yang disebut Khatibah Gonggong Rebus itu diketahui menyelundupkan sejumlah orang asing untuk bergabung dengan kelompok teror di Indonesia.

Mereka juga membantu memberangkatkan WNI yang akan bergabung dengan kelompok teror di luar negeri.

"Sudah berkali-kali WNI ditangkap di luar negeri karena diduga akan bergabung dengan kelompok teror di luar negeri," ujar Suhardi.

Kondisi geografis Batam yang berdekatan dengan negara lain, banyak pantai, dan belum cukup aparat penjaga perbatasan lain menjadi faktor penyebab utama perlintasan ilegal itu. Berbagai kelompok, termasuk para teroris, memanfaatkan kondisi itu untuk berbagai kejahatan.

Batam tidak hanya menjadi daerah perlintasan dan persinggahan. Beberapa tahun lalu, sejumlah teroris diketahui bersembunyi di Batam sebelum pindah ke daerah lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com