GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com – Rencana pemerintah untuk menghentikan sementara atau moratorium ujian nasional pada 2017 mendapat berbagai tanggapan dari siswa-siswi dan pelaksana pendidikan di daerah.
Bernanrd Bestra Hulu, siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Gunungsitoli, menilai bahwa UN tetap perlu dilakukan sebagai salah satu tolok ukur kemampuan pelajar.
"Ujian nasional itu untuk menilai kemampuan diri setiap siswa siswi," kata Bernanrd, Selasa (29/11/2016).
Meski demikian, ia menerima jika pada akhirnya UN ini ditiadakan atau dibuat dalam bentuk lain.
(Baca juga Moratorium UN, Pelaksanaan Ujian Sekolah Dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah)
Sementara itu, rekan satu sekolah Bernanrd, Niscaya Rida Kristin Zebua, merasa senang bila UN ditiadakan. Namun, hal itu bukan berarti siswa tidak perlu mempersiapkan diri menghadapi ujian.
Saat ini Rida sudah mulai mengunduh materi-materi pelajaran dari internet untuk melengkapi pengetahuannya.
"Dua mata pelajaran, yakni Bahasa Inggris dan Matematika harus bisa saya kuasai sebab mata pelajaran tersebut masih kurang," ujar siswi kelas IX tersebut.
Menurut Rida, selama ini para pelajar melihat UN sebagai sebuah ujian yang sangat menakutkan karena UN menjadi penentu seorang siswa untuk lulus atau tidak dari sekolah.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Gunungsitoli Idaman Zendrato tidak mempermasalahkan bila UN ditiadakan. Menurut dia, sekolah masih punya waktu cukup untuk persiapan menyambut penerapan kebijakan tersebut.
Saat ini ada 238 peserta UN 2017 di SMP Negeri 1 Gunungsitoli. Selama ini sekolah tersebut menggelar UN dengan metode ujian manual.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.