Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Ambruk, Pelajar Sukabumi Basah-basahan Menyeberang Sungai

Kompas.com - 28/11/2016, 21:51 WIB
Budiyanto

Penulis

SUKABUMI, KOMPAS.com - Pasca-ambruknya jembatan gantung di sungai Cisarua (anak sungai Cimandiri), puluhan pelajar Sukabumi, Jawa Barat terpaksa harus menyeberang aliran sungai untuk pergi dan pulang sekolah.

Peristiwa ini dialami puluhan pelajar dari tingkat SD, SMP hingga SMA di Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara. Mereka itu berasal dari tiga kampung yang terletak di kaki perbukitan, yaitu Kampung Bojonghaur, Cisalada dan Jogjogan.

Jembatan gantung permanen yang biasa dilintasi para pelajar dan warga itu ambruk diterjang banjir bandang sungai Cisarua, Minggu (27/11/2016) sore. Saat itu hujan deras mengguyur wilayah Warungkiara sekitar tiga jam.

Baca: Banjir Bandang Kembali Landa Sukabumi, Jembatan Ambruk

''Tadi pagi pas mau berangkat ke sekolah harus basah-basahan saat nyeberang sungainya. Sekarang juga mau pulang harus basah-basahan lagi,'' ungkap Ratnawati (13) bersama kawan-kawannya kepada Kompas.com saat akan kembali pulang ke rumahnya di Kampung Bojonghaur, Senin (28/11/2016).

Saat nyeberang sungai, lanjut dia, terpaksa harus membuka sepatu dan sedikit mengangkat pakaian bawahnya. Namun, karena air sungai ada yang dalamnya selutut tetap saja pakaian yang dikenakan terkena air sehingga basah.

''Alhamdulillah sampai sekolah pakaiannya bisa kering juga,'' kata pelajar kelas 7 Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang terletak sekitar 2 kilometer dari kampung halamannya.

Ratna panggilan akrabnya berharap secepatnya dibangun kembali jembatan yang kuat. Namun sebelum ada jembatan yang bagus dapat dibangun terlebih dahulu jembatan darurat. Karena bila harus terus menyeberang sungai dikhawatirkan tiba-tiba ada banjir bandang.

''Saya takut kalau nyeberang sungai, takut ada banjir bandang lagi. Saya inginnya dibangun lagi jembatannya,'' harap Ratna yang ditimpali tanda setuju dari kawan-kawannya.

Selain pelajar dan warga lainnya dari tiga kampung, warga di seberang sungai dari Kampung Lebakmuncang banyak juga yang menuju lahan pertaniannya terpaksa harus berbasah-basahan melintas sungai.

''Banyak juga petani dari Kampung Lebakmuncang ini yang punya lahan pertanian di perbukitan dekat Kampung Bojonghaur, dan terpaksa nyeberang lewat sungai,'' kata Soheh (58).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com