Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan dan Angin Kencang Landa Mentarang Hulu pada Hari Helikopter TNI Jatuh

Kompas.com - 28/11/2016, 17:42 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Hujan deras dan angin kencang melanda Kecamatan Mentarang Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, ketika helikopter milik TNI jenis Bell 412-EP jatuh di hutan Kayan Mentarang, Kamis (23/11/2016).

Hujan disertai angin cukup kencang timbul tenggelam di kawasan Mentarang Hulu. Cuaca yang cepat berubah itu diperkirakan berpengaruh pada helikopter yang sedang melintas.

"(Ibukota) Malinau memang kemarau. Tapi di kecamatan Mentarang Hulu ini tidak (kemarau), justru hujan terus dalam satu minggu ini. Cuaca selalu cepat berubah. Hujan dengan angin kencang sering muncul," kata Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Mentarang Hulu, Theo Thede, Selasa (28/11/2016).

Tak hanya itu, kabut tebal sering turun dan menghalangi pandangan.

"Tadi (Senin) malam ini saja hujan," kata Theo.

Cuaca tak menentu seperti ini diperkirakan mempengaruhi penerbangan helikopter.

"Kondisi alam seperti ini dan hutan yang lebat tentu berat untuk siapapun," kata Theo.

Lokasi Hutan Lebat Heli yang jatuh itu berada di antara Desa Long Sulit dan Desa Nansarang, Kecamatan Mentarang Hulu. Theo mengungkap, tidak ada jalan terbuka menuju lokasi jatuhnya heli. Pemerintah setempat memang pernah membuka akses jalan tapi jaraknya pendek dan tidak masuk hutan.

"Yang jelas, kalau mau ke sana harus lewat jalan setapak," kata Theo.

Hutan itu sangat lebat, licin, ada sejumlah sungai, dan tidak ada sinyal telekomunikasi. Menurut Theo, jarak dari desa hanya belasan kilometer, tapi bisa memakan waktu berhari-hari.

"Evakuasinya lebih dekat dan lebih mudah dari Long Sulit," kata Theo.

Heli TNI dengan nomor penerbangan HA-5166 ini ditemukan dalam kondisi hancur. Dua pemuda pencari gaharu yang menemukannya. Senin (27/11/2016) siang, 7 personel Batalyon Paskhas 466 Makassar dan 1 Orang Basarnas terjun ke tempat heli ditemukan.

Mereka mengevakuasi 1 korban selamat. Lettu Cpn Abdi Damain, korban selamat itu, langsun dievakuasi menuju Rumah Sakit Angkatan Laut Tarakan dengan helli TNI AU Super Puma. Abdi Damain mengalami luka patah kaki kanan, luka pelipis, lecet pada tangan dan badan serta kaki.

"Yang dievakuasi itu pertama dua orang, satu selamat, satu lagi meninggal," kata Theo. "Tiga lagi rencana esok harinya (Selasa ini)," lanjut Theo.

Helikopter TNI jenis Bell hilang dalam tugas pengiriman logistik dari Bandara Juwata, Tarakan, menuju Long Bawan, Kecamatan Krayan, di Nunukan pada Kamis (24/11/2016). Saat itu, tiga pilot dan dua mekanik yang semuanya TNI sedang menumpang di dalamnya.

Heli terdeteksi di koordinat titik 3 derajat 48 menit 54 detik Lintang Utara dan 116 derajat 3 menit 3,6 detik Bujur Timur. Titik keberadaan helikopter diyakini berada pada 176,33 km dari Bandara Juwata di Tarakan dan 40 km dari Desa Long Bawan, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com