SINGKAWANG, KOMPAS.com - Mantan teroris, Ali Fauzi mengatakan, pelaku pelemparan bom molotov yang terjadi di Wihara Budi Dharma Singkawang bukan bagian dari kelompok radikal, tetapi ulah dari segelintir oknum yang ingin mengacaukan kota itu.
"Itu bukan dari aksi teror kelompok radikal, tapi ulah dari segelintir oknum yang ingin mengacaukan Kota Singkawang," kata Ali Fauzi, saat berkunjung ke Singkawang, Minggu (27/11/2016).
Baca juga: Pelaku Pelemparan Molotov di Wihara Singkawang Berjumlah Dua Orang
Hal itu diyakini dia lantaran saat ini Kota Singkawang sedang menghadapi tahapan pilkada serentak. Meski bukan dari aksi teror kelompok radikal, ia mengingatkan agar masyarakat Kalimantan Barat harus waspada.
"Lantaran Kalimantan Barat sangat rawan dengan aksi teror," tuturnya.
Alasan Kalbar sangat berpotensi dengan aksi teror seperti yang terjadi di Samarinda, kata dia, karena masyarakat yang ada di Kalbar cukup majemuk.
"Semua etnis hampir ada. Mereka akan senang apabila terjadi konflik. Dan, mereka akan siap untuk menungganginya," ujarnya.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat di Kalbar untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan dengan melibatkan semua elemen masyarakat.
Kepolisian, lanjutnya, tentu punya kewajiban untuk melakukan upaya-upaya berkoordinasi dengan para tokoh agama, adat, masyarakat, dan lain sebagainya.
"Semua elemen masyarakat harus dilibatkan dalam upaya penanganan terorisme di wilayahnya masing-masing," katanya.
Kalau bisa, kata Ali, pihak intelijen senantiasa waspada adanya upaya teroris masuk ke kelompok pengacau ini.
"Jika tidak, maka kita akan terus menerus kecolongan," tuturnya.
Baca juga: Polisi Dalami Motif Pelemparan Molotov di Wihara Singkawang
Secara terpisah, Kapolda Kalimantan Barat, Irjen Pol Musyafak mengatakan, pihaknya akan meminta bantuan Densus 88 untuk menyelidiki kasus dugaan pelemparan menggunakan botol bersumbu atau bom molotov pada Pekong Budi Dharma di Kota Singkawang.
"Kami akan minta bantuan tim Densus 88 untuk menyelidiki kasus pelemparan bom molotov di Singkawang," kata Musyafak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.