Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Orang Asing ke Sini Pakai Visa Wisata, Eh Ternyata Malah Bekerja.."

Kompas.com - 24/11/2016, 19:09 WIB
Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Ribuan warga negara asing tercatat bermukim di Propinsi Jawa Tengah, mereka tersebar di sejumlah kabupaten/kota.  

Hal itu disampaikan oleh Masruhan Samsuri, Ketua Komisi A DPRD Jateng, seusai melakukan inspeksi mendadak di Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Demak, Kamis (24/11/2016).

Menurut Masruhan, mereka masuk ke Jateng menggunakan visa kunjungan atau visa wisata, namun menyalahgunakannya dengan bekerja di berbagai sektor.

"Orang asing ke sini pakai visa wisata, eh ternyata malah bekerja. Kita harus mendisiplinkan mereka. Kita tidak melarang, silakan saja datang tetapi harus sesuai aturan," kata Masruhan.

Komisi A DPRD Jateng, tengah mencari data akurat terkait keberadaan orang asing yang ada di Jateng. Karena itu melakukan sidak ke sejumlah daerah, terutama yang di sinyalir banyak orang asingnya.

"Semarang, Solo, Jepara, Karanganyar, dan Cilacap daerah potensial orang asing. Di Jepara saja ada seratusan orang asing," ujarnya.

Suhu politik dan keamanan di Indonesia saat ini tengah memanas, jika masuknya orang asing tersebut tidak diantisipasi dan di filterisasi, dikhawatirkan dapat mempengaruhi stabilitas keamanan nasional karena mereka membawa paham dan ideologi baru yang belum tentu cocok dengan ideologi Indonesia.

"Demak itu juga potensial dimasuki orang asing, karena letaknya yang strategis. Selain itu faktor budaya, kawin kontrak dan pengaruh limpasan orang asing dari Jepara," ucapnya.

Sementara itu, Taufik Rifai, Kepala Kantor Kesbangpolinmas Demak, mengaku sudah berkoordinasi dengan kabupaten sekitar terkait masuknya orang asing ke Demak.

Sejumlah titik di wilayah pesisir tidak menutup kemungkinan digunakan sebagai pintu masuk orang asing ke Demak.

"Orang asing besar besaran masuk ke Demak tidak ada. Namun ada tiga titik yang rawan sebagai pintu masuk orang asing jalur laut yakni di Wedung, Bonang dan Sayung," ucapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com