Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dijanjikan Kerja di Restoran, 5 Remaja Dilarikan untuk Jadi Penari

Kompas.com - 24/11/2016, 17:41 WIB

BATAM, KOMPAS — Anggota Polsek Sagulung menangkap Em (18), ZA (28), dan I (41) di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (23/11/2016). Ketiganya diduga melarikan lima remaja putri untuk dijadikan penari keliling di pulau-pulau di pesisir selatan Batam.

Kepala Polsek Sagulung Ajun Komisaris Hendriyanto menuturkan, komplotan itu membawa lima remaja Sagulung ke kawasan Bulang di pesisir selatan Batam. Para remaja itu, yakni NI (13), DA (15), SH (17), EA (18), dan S (19), pergi dari rumahnya akhir pekan lalu untuk dijadikan penari di pentas dangdut keliling.

Keluarga melapor ke Polsek Sagulung pada Minggu (20/11/2016). Setelah mendapatkan laporan, anggota Polsek Sagulung mengumpulkan informasi dan menemukan para remaja putri itu.

”Mereka tidak diculik. Mereka mau ikut karena dijanjikan mendapat penghasilan dan pekerjaan. Mereka sudah ikut pentas dangdut beberapa kali,” katanya.

Kepada penyidik, korban menyatakan mau ikut karena dijanjikan bekerja di rumah makan. Em menjanjikan korban hanya akan menjadi penjaga rak makanan.

Namun, mereka dijadikan penari pentas dangdut keliling dari kampung ke kampung. Lokasi pentas ada yang di lapangan, ada yang di ruangan. Para remaja itu mendapat Rp 2.000 dari setiap tiket yang terjual.

”Harga tiket Rp 6.000 per lembar per tarian atau lagu,” kata Hendriyanto.

Tiket dijual kepada orang yang meminta satu lagu untuk dinyanyikan. Tiket juga harus dibeli oleh mereka yang ingin berjoget. Pelanggan mereka adalah pria dewasa di sekitar kawasan Bulang Batam.

Pelecehan seksual

Remaja itu mengatakan tidak mengalami pelecehan seksual. Mereka hanya diminta memakai baju ketat dan rok pendek. Namun, bajunya masih sopan karena bagian dada, perut, punggung, dan paha tertutup.

Meskipun demikian, tiga orang yang mengajak remaja itu pergi tetap ditahan. Hal ini dikarenakan mereka membawa anak di bawah umur selama beberapa hari tanpa izin dari keluarga.

Kini, semua korban kembali ke rumah masing-masing. Namun, dua korban yang masih pelajar, yakni NI dan DA, belum kembali ke sekolah.

Wakil Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah Kepulauan Riau Erry Syahrial mengatakan, kejadian yang menimpa lima remaja itu merupakan modus lama. Korban dijanjikan penghasilan tanpa harus bekerja keras.

”Dalam banyak kasus eksploitasi anak atau sindikat perdagangan manusia, modus itu kerap ditemukan. Sasaran utamanya anak-anak dari keluarga kurang mampu sehingga mudah tergiur iming-iming penghasilan tambahan,” katanya.

Meski mengaku tak mengalami pelecehan, Erry menyarankan korban diberi konseling. Hal ini karena kondisi psikologi mereka dikhawatirkan terganggu selama beberapa hari mengikuti kelompok pentas dangdut itu. (RAZ)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 November 2016, di halaman 15 dengan judul "Lima Remaja Dilarikan untuk Jadi Penari".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com