Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Biarawati dan Perempuan Berjilbab Putih Duduk Bersimpuh

Kompas.com - 23/11/2016, 09:12 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com — Ada pemandangan yang menyejukkan batin tatkala menyaksikan Gema Keragaman Nusantara Masyarakat Kabupaten Semarang yang digelar di Gedung Serbaguna Gotong Royong, Ambarawa, Selasa (22/11/2016) malam.

Ratusan umat berbagai agama berbaur jadi satu, menjalin persaudaraan dalam bingkai kebinekaan.

Simbol-simbol agama yang hadir di tempat itu tidak menjadikan mereka menjaga jarak satu sama lain.

Seorang biarawati yang berkalung salib dan seorang perempuan berjilbab putih terlihat duduk berdampingan bersimpuh di lantai yang sama dan saling bersenda gurau saat melihat tarian Rantaya.

Tarian doa ini dibawakan dengan apik oleh anak-anak dari SMP Mater Alma Ambarawa.

"Aku Septi, aku Muslim, dan ini Celin teman aku, agamanya Katolik," kata Septi (14), siswa kelas VIII SMP Mater Alma, seusai pentas.

Tak hanya itu, penampil lain dalam acara itu juga merepresentasikan keragaman iman dan budaya yang tidak pernah tersekat-sekat.

Ada KH Amin Budi Harjono, pengasuh Pondok Pesantren Al Islah Semarang, yang bertausiyah dengan tarian sufinya.

Ada Romo Aloysius Budi Purnomo, pastor Gereja Kristus Raja Ungaran, dengan saksofonnya yang mengiringi tausiyah Budi Harjono.

Penyair kondang asal Kota Semarang, Timur Sinar Suprabana, membawakan dua puisi dari WS Rendra dan Gus Mus. Puisi itu kembali mengingatkan tentang kemanusiaan dan keindonesiaan.

Hadir juga meramaikan pertemuan budaya malam itu budayawan asal Pati, Habib Anis Sholeh Ba'asyin.

"Dia yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan. Malam ini kita berbaur menjalin persaudaraan dalam bingkai kebinekaan," kata Budi Purnomo.

Banyak pesan tentang keragaman dan kebinekaan yang bisa ditangkap dari acara itu, baik yang kasatmata maupun tersirat.

Pesan itu muncul dari tarian Nusantara yang dibawakan oleh anak-anak dari SMP Kanisius, opera dolanan yang dibawakan oleh anak-anak SMP Mater Alma, hingga pembacaan shalawat oleh kelompok musik Kyai Sadar yang berkolaborasi dengan kelompok perkusi Mater Alma.

Pada akhir acara, para pemuka agama dan pejabat yang hadir, di antaranya Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha, Wakil Kepala Polres Semarang Komisaris Polisi Yani Permana, sejumlah perwira TNI dan Muspika Ambarawa bersama-sama membacakan deklarasi atau ikrar damai untuk tetap setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com