Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putrinya Diperkosa dan Dibunuh, Ayah DS Minta Pelakunya Dihukum Mati

Kompas.com - 21/11/2016, 22:38 WIB
Amriza Nursatria

Penulis

INDRALAYA, KOMPAS.com - Keluarga dari DS, gadis korban pembunuhan dan pemerkosaan di Desa Tetung, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, yang terjadi pada Sabtu (19/11/2016) lalu, berharap pelakunya dihukum mati jika sudah tertangkap,

Harapan keluarga almarhum DS itu disampaikan ayah korban, Ir seusai pemakaman jasad putrinya di pemakaman umum Desa Tanjung Baru, Kecamatan Indralaya Utara, Senin (21/11/2016) petang.

“Kami sekeluarga minta pelaku jika tertangkap dihukum seberat beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku. Bila perlu hukuman mati,” kata Ir.

Jasad korban dimakamkan seusai divisum di rumah sakit di Palembang. Pihak keluarga sebelumnya tidak bersedia DS diotopsi karena tidak rela tubuhnya putrinya dibedah.

“Kami tidak mengizinkan dilakukan otoosi sebab kami tidak ingin anak kami dibedah, apalagi kondisi anak saya saat ditemukan sudah sangat mengenaskan,” kata Ir.

Dari cerita Ir terungkap bahwa korban yang baru tamat sekolah di SMKN Gelumbang tersebut bercita-cita menjadi polwan. Namun korban tidak pernah mendaftar karena menyadari orangtuanya tidak punya biaya.

Kronologi kejadian

Sebelum ditemukan meninggal, jelas Ir, DS pamit hendak memperbaiki sepeda motornya karena rem rusak. Namun meski hingga malam belum pulang, Ir mengaku tidak khawatir karena putrinya memang sering menginap di rumah temannya.

Ir baru mengetahui putrinya meninggal karena dibunuh dan diperkosa setelah salah satu perawat di rumah sakit daerah Ogan Ilir menelepon dan mengabarkan penemuan mayat yang ciri-cirinya sama dengan anaknya tersebut.

“Saya langsung mengecek ke rumah sakit Ogan Ilir, namun mayat tersebut sudah dibawa ke rumah sakit di Palembang. Ketika ditunjukkan foto mayat tersebut oleh pihak rumah sakit, saya langsung meyakini itu adalah anak saya karena saya mengenal dari pakaiannya,” kenangnya.

Sementara itu, Pur, ibu korban tampak masih sedih karena kehilangan putri kesayangannya. Pur mengaku tidak punya firasat apa-apa sebelum anaknya meninggal karena dibunuh dan diperkosa.

“Dia (DS) memang dekat dengan saya, biasanya setiap pagi ia delalu mengantar keponakannya sekolah, saya tidak menyangka ia akan meninggal seperti ini,” kataya.

Sementara itu, Kanit Pidum Polres Ogan Ilir, Ipda MD Ardiyaniki mengatakan, Polres Ogan Ilir telah membentik tim khusus untuk membongkar kasus ini. Tim tersebut terdiri dari anggota Satreskrim Polres Ogan Ilir dan anggota Unit Reskrim Polsek Tangjung Batu.

“Kasus ini telah tengah kami dalami dengan meminta keterangan terhadap beberapa orang dekat korban, mudah-mudahan segera terungkap,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com