Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Diminta Tinjau "Jumat Ngangkot"

Kompas.com - 21/11/2016, 16:06 WIB

BANDUNG, KOMPAS — Wali Kota Bandung Ridwan Kamil diminta meninjau ulang kebijakan "Jumat Ngangkot". Hal itu menyusul adanya kasus penodongan dalam angkutan kota yang menimpa lima siswa SMP Negeri 2, Kota Bandung, Kamis (17/11/2016).

Kebijakan yang meminta masyarakat naik angkutan umum dinilai belum siap untuk kondisi saat ini. Sebab, fasilitas angkutan umum kondisinya belum baik dan tidak aman.

"Wali Kota harus meninjau ulang kebijakan Jumat Ngangkot. Jika akan diterapkan, aspek keamanan harus dapat dijamin," kata Pembantu Kepala Sekolah Bagian Humas SMP Negeri 2 Dwi Yanti, di Bandung, Jumat (18/11).

Program itu sebenarnya bertujuan baik untuk mengurangi kemacetan. Bagi siswa, program itu juga dapat mendidik mereka mandiri, baik dalam hal berangkat maupun pulang sekolah. Namun, akibat kejadian itu, siswa kini menjadi takut dan trauma," Dwi Yanti.

Penodongan terjadi terhadap lima siswa, yakni BB, MDA, GF, FT, dan MDI, saat pulang sekolah sekitar pukul 15.00. Saat itu, kelima siswa tersebut naik angkot 03 jurusan Dago-Kebon Kalapa.

Saat itu, angkot yang sudah menunggu di depan sekolah hanya ada satu penumpang yang duduk di samping sopir. Sementara di bagian belakang angkot dalam keadaan kosong.

Dalam perjalanan ketika sampai di perempatan Jalan Pungkur, seorang laki-laki turun dari sepeda motor menghampiri angkot tersebut. Lelaki yang masih mengenakan helm dan jaket meminta izin pada sopir untuk masuk ke dalam angkot dan duduk di dekat pintu.

Ketika angkot melaju memasuki Jalan Inggit Garnasih, ia langsung mengeluarkan senjata tajam dan meminta kelima siswa menyerahkan telepon seluler dan uang. Lelaki itu juga mengancam akan membunuh mereka jika permintaannya tidak dipenuhi.

Dalam keadaan ketakutan, BB dan MDA berusaha menyelamatkan diri dengan cara melompat dari angkot. Saat melintas di Jalan Sawah Kurung, tepat di jalan menikung, angkot melambat yang dimanfaatkan oleh GF dan FT untuk keluar dari angkot. Sementara MDI yang duduk di samping laki-laki itu dipaksa menyerahkan ponselnya. Lelaki itu juga sempat melukai tangan MDI. Orang itu turun di Jalan Samsudin. Sementara MDI diturunkan di tempat itu oleh sopir angkot.

"Akibat kejadian tersebut, untuk sementara waktu kami meminta para orangtua siswa mengantar dan menjemput anaknya di sekolah," kata Dwi Yanti.

Dalam dua bulan terakhir, banyak terjadi kasus pencurian dengan kekerasan di wilayah Bandung. Sebelumnya juga terjadi pembegalan sepeda motor terhadap tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung.

Secara terpisah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya akan membantu polisi dengan mengerahkan lebih banyak petugas linmas untuk bersiaga di titik rawan. Selain itu, juga akan dipasang lebih banyak kamera pemantau (CCTV).

"Program Jumat Ngangkot ini tidak jelek. Kejahatan itu dapat terjadi di mana saja, juga pada program mana pun. Untuk kasus penodongan siswa SMPN 2, saya akan mengumpulkan semua pemilik angkot untuk menegaskan kepada mereka agar bertanggung jawab terhadap sopir dan keamanan di dalam angkot," kata Ridwan. (sem)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 November 2016, di halaman 20 dengan judul "Ridwan Kamil Diminta Tinjau Jumat Ngangkot".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com