Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Tahun, Warga di Manggarai Timur Hidup Tanpa Akses Jalan yang Layak

Kompas.com - 16/11/2016, 13:01 WIB
Markus Makur

Penulis

BORONG, KOMPAS.com - Selama 30 tahun, warga Kecamatan Elar Selatan dan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, yang berada di bagian utara hidup tanpa akses jalan yang layak.

Dari 38 kilometer jalan provinsi, dari Paang Leleng, Kecamatan Kota Komba sampai Wukir, Kecamatan Elar Selatan, ada kerusakan parah di 20 titik.

Karena tak kunjung datang perhatian dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk memperbaiki jalan Paang Leleng-Wukir itu, empat warga Kecamatan Elar Selatan dan Kota Komba membentuk tim inisiatif Peduli Jalan Provinsi untuk memperbaiki jalan tersebut.

Empat orang inisiator itu adalah Kepala Desa Gising, Damianus Ndalu, stef, Kepala SMA Kota Komba, Kepala Desa Rana Mbata, Mikael Agung dan Ketua Badan Permusyawarahan Desa (BPD) Desa Rana Mbata, David Jamin.

Petugas Teknis lapangan dari tim Peduli Jalan Propinsi, David Jamin, di sela perbaikan jalan di titik Bok S atau Wae Maung, Selasa (15/11/2016), menjelaskan, tim ini mengambil inisiatif untuk mengumpulkan dana dari 29 kendaraan pada 2016 ini untuk memperbaiki jalan yang rusak.

Saat ini, ada 9 pemilik kendaraan yang meresponnya dengan mengumpulkan dana masing-masing Rp 200.000. Jadi saat ini baru terkumpul Rp 1,8 juta dari 9 pemilik kendaraan. Selain itu, kami minta donatur untuk menyumbangkan demi memperbaiki jalan rusak.

David menjelaskan, hasil perhitungan tim ini untuk memperbaiki jalan di 20 titik itu diperkirakan senilai lebih dari Rp 140 juta. Saat ini, yang sedang dikerjakan adalah jalan rusak di titik Kera, Bok S atau Wae Maung, Waeneka dan Waerana.

"Awalnya tim peduli ini terbentuk karena banyak kendaraan dari arah Elar Selatan menuju ke Borong, Ibukota Kabupaten Manggarai Timur tertanam di titik jalan Bok S karena lumpur. Bahkan beberapa bulan dua truk colt yang mengangkut jenazah dari Elar Selatan ke Kota Komba tertahan selama satu hari di lokasi titik Bok S karena alat kendaraan patah. Kami sedih dan sengsara," ungkapnya.

David menjelaskan, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya, sudah merasakan jalan rusak di Jalan Paang Leleng-Wukir saat menghadiri syukuran 25 tahun Imamat dari Pastor David Djerubu, SVD. Harapannya, semoga ada perhatian dari pemprov untuk memperbaikinya.

Kepala Desa Rana Mbata, Mikael Agung, menjelaskan, inisiatif dilakukan sejak tahun 2015 lalu dengan menyurati 23 pemilik kendaraan, tetapi belum ada responnya. Tim peduli Jalan Provinsi terus bekerja dan tidak menyerah.

Pada tahun 2016 ini, mereka kembali menyurati 25 pemilik kendaraan serta berkomunikasi dengan DPRD Manggarai Timur dan bertemu dengan Bupati Manggarai Timur. Ada respons sehingga tim bersama warga memperbaiki jalan yang rusak parah.

"Sejumlah warga, Yanto Egar, Agustinus Abu, Petrus Jondo bersama David Jamin bekerja memperbaiki jalan yang rusak," ucapnya.

Warga Rana Mbata, Aleksius Jalang, warga di pedalaman Elar Selatan dan Kota Komba sangat sengsara dan menderita karena akses jalan belum diaspal.

"Kami berharap ada perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk mengaspalkan jalan ini. Warga Elar Selatan dan Kota Komba memiliki hasil padi, cengkeh, kopi, kakao dan kemiri," tuturnya.

Akses jalan itu digali oleh warga dari 13 Desa dari Perwakilan Kabupaten Manggarai (sebelum pemekaran) tahun 1981. Jalan itu digusur tahun 1984 dan diaspal pada tahun 1986. Saat itu, masih di bawah kepemimpinan Bupati Manggarai, Almarhum Gaspar Parang Ehok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com