Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Samuel Menangkap Pelempar Bom Molotov di Samarinda

Kompas.com - 14/11/2016, 07:24 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com — Terduga pelaku peledakan di Gereja Oikumene, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, berhasil ditangkap warga setelah berusaha kabur dan menceburkan diri ke Sungai Mahakam.

"Saat itu saya sedang membawa mobil hendak berjualan di Sumalindo, tiba-tiba orang ramai dan ada kepulan asap dari Gereja Oikumene," ujar Samuel Tulung, warga Samarinda yang menangkap pelaku, Minggu (13/11/2016). 

"Saya kemudian bertanya ada apa, kemudian warga menjawab ada bom dan kebakaran, dan menunjuk seorang pria berambut panjang lari menuju arah Dermaga Sumalindo," tambah dia.
 
Tanpa berpikir panjang, Samuel mengaku langsung memacu mobilnya, mengejar pelaku.

Namun, saat sampai di tepi Sungai Mahakam, pelempar bom di Gereja Oikumene yang mengenakan kaus berwarna hitam dan celana model kargo berwarna coklat itu tiba-tiba menghilang.

"Saat saya tiba di dekat dermaga, orang itu tidak kelihatan dan ternyata dia nyebur ke Sungai Mahakam. Saya sempat lihat kepalanya timbul tenggelam lalu saya melihat ada sebuah perahu, kemudian saya minta pemiliknya agar mengejar pelaku," katanya.

Awalnya, pemilik perahu tidak mau. "Tetapi, saya katakan akan bertanggung jawab jika terjadi apa-apa," kata Samuel.

Pelaku akhirnya berhasil ditangkap saat berada di tengah Sungai Mahakam, kemudian dinaikkan ke atas perahu pengangkut pasir.

"Orang itu sempat menarik kaki saya, kemudian saya hajar telinganya sehingga ia melepaskan pegangannya. Saya langsung seret ke atas perahu dan ikat, kemudian saya serahkan ke polisi yang ada di Dermaga Sumalindo," kata Samuel.

Baca: Ledakan Terjadi di Depan Gereja Oikumene di Samarinda

Sementara itu, pendeta Gereja Oikumene, Samion (53) yang juga sempat mengejar pelaku, mengatakan, saat itu dia tengah berada di depan gereja dan mendengar ledakan keras disusul semburan api yang menyambar hingga atap gereja.

"Kebetulan rumah saya berada di depan gereja yang jaraknya sekitar 15 meter. Saat itu, saya mendengar ada ledakan disertai semburan api hingga ke atap gereja dan tak lama saya melihat orang berambut panjang lari ke arah sungai," katanya.

"Saya kemudian mengejar bersama warga, tetapi orang itu langsung terjun ke sungai," kata Samion.

Terduga pelaku peledakan Gereja Oikumene itu, kata dia, akhirnya berhasil ditangkap warga saat berupaya kabur dengan cara berenang di Sungai Mahakam, kemudian diserahkan ke polisi.

"Korban ledakan yang merupakan anak-anak itu tengah bermain di halaman gereja, menunggu orang tua mereka keluar. Terduga pelaku kabur meninggalkan motornya," kata Samion.

Baca: 4 Anak Balita Korban Molotov di Gereja Samarinda Alami Luka Bakar di Sekujur Tubuh

Berdasarkan informasi yang dihimpun, terduga pelaku berinisial J alias MAK berusia 32 tahun tersebut tinggal di Jalan Cipto, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Samarinda Seberang.

Terduga pelaku pernah dihukum 3 tahun 6 bulan terkait kasus terorisme dan dinyatakan bebas bersyarat pada 28 Juli 2014.

Rumah pelaku berjarak kurang dari satu kilometer dari lokasi ledakan. Rumah yang berada persis di pinggir Sungai Mahakam tersebut berjarak sekitar lima hingga tujuh meter dari Jalan Cipto Mangunkusumo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com