Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depati Amir Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Kompas.com - 29/10/2016, 13:51 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Depati Amir, seorang pelaku sejarah asal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diusulkan sebagai calon pahlawan nasional. Nama Depati Amir saat ini telah digunakan sebagai nama bandara, yakni Bandara Depati Amir Pangkalpinang.

“Kami berharap pemerintah bisa mempertimbangkan Depati Amir sebagai pahlawan nasional. Perjuangan beliau tidak hanya di Pulau Bangka, tapi juga di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi tempat pengasingan,” kata Koordinator Panitia Seminar Usulan Pahlawan Nasional, Johan Murod di Pangkalpinang, Sabtu (29/10/2016).

Pada tahun 2004 pengusulan sempat ditolak pemerintah karena hasil penelitian kesejarahan terkait Depati Amir masih dianggap dangkal. Berselang setelah hampir 12 tahun, nama Depati Amir kembali diapungkan untuk dicalonkan sebagai pahlawan nasional.

Depati Amir tercatat ikut berjuang menentang penjajahan Belanda dalam rentang tahun 1820 – 1828 bersama saudaranya Depati Hamzah. Nama Depati Hamzah sendiri saat ini telah diabadikan sebagai nama RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang. Kedua bersaudara ini bertindak sebagai panglima tempur di bawah komando ayah mereka, Depati Bahrin.

Kisah heroik Depati Amir dimulai ketika ia meninggalkan jabatan depati pemberian Belanda, dan memilih memimpin pertempuran di hutan-hutan di Pulau Bangka. Perjuangan kemudian terhenti setelah Depati Amir tertangkap dan diasingkan ke NTT.

Adapun seminar usulan pahlawan nasional menghadirkan narasumber dari kalangan sejarawan, Kemensos dan juga dari pihak keluarga keturunan Depati Amir.

Sekda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Yan Megawandi, mengatakan, panitia harus konsisten mengumpulkan bukti-bukti terkait perjuangan Depati Amir.

“Jangan patah semangat. Harus berusaha keras karena untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional memang tidak mudah,” ujar Yan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com