Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Suami Rawat Istri yang Sakit Keras hingga Berniat Ajukan Suntik Mati

Kompas.com - 28/10/2016, 19:28 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

 

Saban hari selama lima tahun, kata Januar, ayahnya begitu tabah menunggui Humaida di rumah sakit. Rumah dan rumah sakit terpisah lebih dari 30 kilometer.

Itulah mengapa keempat anaknya terpaksa harus hidup dengan orang lain. Selama lima tahun itu, Mutolib sabar menunggu kepastian pengobatan yang tidak juga Humaida terima.

Selama di rumah sakit hanya berlangsung perawatan saja tanpa pengobatan. Dalam penantian itu, harta Mutolib kian habis.

Bisnis dempul dan cat juga tutup. Karyawan tak lagi tersisa. Anak-anak terpaksa kembali ke rumah dan tak bisa lagi dirawat keluarga karyawan Mutolib.

Kini, mereka hidup mengandalkan surat keterangan tidak mampu (SKTM).

Awal mula penderitaan

Semua berawal setelah persalinan anak kelima di Klinik Muhammadiyah, Paser, pada 2011. Usai melahirkan secara normal, Humaida menjalani operasi KB steril di klinik yang sama.

Tak lama setelah operasi, ia koma hingga kini. Keluarganya mengupayakan semua cara untuk kesembuhan Humaida.

Klinik Muhammadiyah, beberapa rumah sakit, dan banyak dokter spesialis sudah didatangi, tetapi mereka angkat tangan.

Humaida pun akhirnya kembali ke Grogot dan dirawat di RSUD.

Kesabaran Mutolib menjaga Humaida menyayat hati Januar. Ayahnya, kata Januar, tidak banyak menuntut. Ia setia menunggu dan berharap rumah sakit memberi jalan keluar untuk pengobatan istrinya.

“Tapi yang terjadi hanya perawatan dan perawatan saja. Tidak ada pengobatan. Jenuh, hanya menunggu dan menunggu. Hanya dirawat saja tanpa pengobatan," kata Januar.

Lulus kuliah dari Fisipol Universitas Mulawarman, Januar memilih mengambil langkah lebih tegas. Ia memperjuangkan pengobatan bagi ibunya.

Januar telihat gigih. Ia bahkan sampai mendatangi kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta dan pengurus wilayah Kalimantan Timur di Samarinda untuk meminta dukungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com