Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Horaano Ganda, Dengarkan Suara Gendang Selama Empat Hari Empat Malam

Kompas.com - 28/10/2016, 14:35 WIB
Defriatno Neke

Penulis

BAUBAU, KOMPAS.com - Suara gendang begitu nyaring terdengar dari dalam kaompu atau tempat pertemuan.

Beberapa orang lelaki dengan menggunakan songkok duduk mendengarkan alunan gendang dan gong yang dimainkan dua orang pria paruh baya.

Para pria yang duduk dalam kaompu terlihat hanya terdiam dan ikut menikmati paduan suara gendang dan gong.

Gendang dan gong tersebut didengarkan selama empat hari empat malam secara berturut-turut untuk melaksanakan tradisi Horaano Ganda atau tradisi Duduk Gendang.

Tradisi Horaano Ganda yang dilakukan etnis Laporo di Kelurahan Bugi, Kecamatan Sorawolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, selalu dilaksanakan dalam tujuh tahun sekali.

Menurut kepercayaan yang dianut masyarakat ini, bila tidak mengikuti tradisi Horaano Ganda, maka akan menjadi gila.

“Kalau tidak ikut tradisi Horaano Ganda, menurut kepercayaan adat di sini, orangnya akan gila ketika mendengar suara gendang pesta," kata seorang tokoh adat masyarakat etnis Laporo, Ama Samera, Jumat (28/10/2016).

Horaano Ganda atau Duduk Gendang, bukanlah duduk di atas gendang, atau duduk bersama gendang. Namun tradisi ini menurut kepercayaannya adalah aktivitas para pria dalam kaompo, baik makan maupun minum, selalu diiringi dengan gendang dan gong.

Tradisi ini hanya diikuti para lelaki yang sudah beranjak dewasa, dan tidak untuk wanita.

Tidak semua lelaki melakukan tradisi ini, melainkan pria turunan pertama atau terakhir dari pihak ayahnya.

Kaompu-nya pun terbagi dua, yakni turunan pertama akan duduk di kaompu ambente, sedangkan turunan terakhir di kaompu wakokua.

Tradisi ini tidak boleh dilakukan bersamaan. Bila tahun ini Horaano Ganda dilaksanakan kaompu ambente, maka turunan terakhir akan menunggu hingga tujuh tahun berikutnya di kaompu wakokua.

“Selama menjalani tradisi ini, mereka tidak diperbolehkan makan dan minum di luar. Apabila mereka merasa haus ataupun lapar harus kembali di tempat duduk tersebut. Seluruh kebutuhannya akan ditanggung oleh sanak saudara, untuk kebutuhan makan dan minum,” jelasnya.

Upacara adat ini wajib dilakukan, sehingga warga etnis Laporo yang sedang dalam perantuan pun harus pulang untuk menghadiri tradisi Horaano Ganda.

Hingga saat ini, tradisi ini masih tetap dilestarikan dan dibudayakan oleh masyarakat etnis setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com