Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Pungli, 4 Jembatan Timbang Ditutup Sementara

Kompas.com - 25/10/2016, 20:12 WIB

KALIANDA, KOMPAS — Dinas Perhubungan Lampung menutup untuk sementara waktu semua jembatan timbang di daerah itu. Penutupan empat jembatan timbang itu dilakukan untuk membenahi prosedur standar operasi.

Empat jembatan timbang itu antara lain Way Urang dan Gayam di Kabupaten Lampung Selatan, Simpang Pematang di Kabupaten Mesuji, dan Blambangan Umpu di Kabupaten Way Kanan.

Pada Senin (24/10/2016), di Jembatan Timbang Way Urang tidak ada aktivitas. Bangunan di pinggir jalan lintas tengah Sumatera itu sepi. Sejumlah rambu dipasang melintang di jalan masuk dan keluar jembatan timbang itu.

Kepala Dinas Perhubungan Lampung Idrus Effendi mengatakan, penutupan jembatan timbang dilakukan sejak Selasa (11/10/2016). Penutupan berselang dua hari setelah operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Polri di Kementerian Perhubungan terkait dugaan pungutan liar.

"Penutupan ini bersifat sementara sambil memperbaiki beberapa hal yang harus dilengkapi. Selama ini, prosedur standar operasi (SOP) dan sumber daya manusia yang ada belum sempurna," katanya.

Idrus menjelaskan, SOP yang belum sempurna tersebut karena belum tersedianya gudang dan lokasi bongkar muat. Perbaikan sumber daya manusia juga dilakukan terkait dengan adanya dugaan praktik pungli.

Disambut baik

Penutupan jembatan timbang itu disambut baik sejumlah sopir. Penutupan jembatan timbang bagi mereka adalah penghematan pengeluaran.

"Dalam satu kali perjalanan pergi pulang, saya melintasi empat jembatan timbang. Total denda yang harus saya bayar Rp 320.000. Kalau tidak ada jembatan timbang, kami bisa lebih hemat pengeluaran," ujar Suryadi (37), sopir asal Palembang, yang mengangkut batubara dari Muara Enim ke Jakarta.

Suryadi mengatakan, dirinya selalu mengangkut beban melebihi kapasitas. Truknya diizinkan hanya mengangkut 4,5 ton batubara, tetapi kenyataanya biasa mengangkut 10 ton batubara.

Ia mengungkapkan, upah angkut batubara dari Muara Enim ke Jakarta Rp 380.000 per ton. Adapun biaya transportasi untuk keperluan bahan bakar dan makan selama perjalanan Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta per satu kali jalan. "Kalau sesuai aturan, saya hanya mengangkut 4,5 ton. Itu artinya, saya mendapat upah Rp 1,26 juta. Saya tekor karena upah lebih kecil daripada biaya yang harus kami keluarkan," katanya.

Supriyadi mengatakan, dirinyaa memaksimalkan beban angkut hingga 10 ton agar ia mendapat upah Rp 3,8 juta. Dengan upah itu, dia mendapat untung Rp 1,3 juta hingga Rp 1,8 juta.

Hal senada disampaikan sopir Antoni (25). Dia kerap mengangkut melebihi kapasitas. (GER)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Oktober 2016, di halaman 23 dengan judul "4 Jembatan Timbang Ditutup Sementara".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com