Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solo Paling Rawan Narkoba di Jateng, Pembentukan BNNK Dinilai Mendesak

Kompas.com - 23/10/2016, 08:26 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Presiden RI Joko Widodo dinilai memainkan peran penting dalam upayanya mendorong lahirnya Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surakarta atau Solo.

Pembentukan BNNK Solo penting lantaran daerah tersebut paling rawan penyelundupan narkotika di wilayah Jawa Tengah.

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah Brigadir Tri Agus Heruprasetyo mengatakan, Kota Surakarta menjadi kota paling rawan terhadap penyelundupan dan penyalahgunaan narkotika.

Oleh karenanya, dalam waktu dekat BNNK Solo akan segera direalisasikan.

“Hasil pemetaan wilayah, Kota Surakarta menempati ranking pertama. Ini wilayahnya Pak Jokowi. Beliau agak sedikit menyinggung, menyentil kita kenapa di Surakarta Kantor BNNK-nya belum ada,” kata Agus, di Semarang, Minggu (23/10/2016).

Sejauh ini, di Jawa Tengah baru ada tujuh daerah yang memiliki kantor perwakilan dari 35 kabupaten dan kota.

Tujuh daerah itu antara lain Temanggung, Cilacap, Batang, Kendal, Purbalingga, Banyumas dan Tegal.

Kota Surakarta meski menduduki peringkat pertama masih belum memiliki kantor daerah.

Menurut Agus, Solo sebetulnya sudah diusulkan untuk pembentukan BNNK, namun selalu kandas di tangan Kemenpan RB.

Persyaratan teknis dan dokumen pembentukan BNNK Solo selalu menjadi masalah.

“Ini masalah teknis saja, kita mengajukan usulan pembentukan BNNK tidak disertai dengan dokumen. Itu jadi masalah yang tidak bisa diproses. Itu saja,” ucapnya.

Namun demikian, ia berjanji dalam waktu dekat untuk merealisasikan pembentukan BNNK di Solo.

Selain karena faktor Jokowi, Wali Kota Solo saat ini FX Rudyatmo juga mendorong terciptanya perwakilan pemberantasan narkotika.

“Mudah-mudahan tahun bisa terealisasi. Sudah ada tanah hibahnya, dan di sana memang cukup rawan,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com