NUNUKAN, KOMPAS.com - Sejumlah siswa SMP di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, terpaksa memilih menginap selama sepekan di asrama milik sekolah karena kesulitan untuk pulang pergi ke sekolah setiap hari.
Sebab, jembatan gantung satu satunya penghubung beberapa desa dengan sekolah sudah rusak selama 3 tahun terakhir.
Jembatan gantung yang terletak di Desa Long Umung tersebut saat ini tinggal tersisa sling yang membentang di atas sungai selebar 30 meter dengan ketinggian jembatan lebih dari 10 meter.
“Hari sabtu mereka baru baru pulang. Tidak ada jalan lain, jadi mereka tetap mengikuti jalan itu. Jadi yang tidak bisa berenang, ya mau tidak mau dia harus bergantung lewat situ,” ujar Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Nunukan, Aprem yang juga merupakan warga Desa Long Umung, Selasa (18/10/2016).
Selain siswa sekolah, warga di tiga desa, yaitu Desa Pa raye, Wa Yagung dan Desa Bungayan juga terpaksa bergelantungan untuk menuju desa lain demi memenuhi kebutuhan pokok mereka.
Warga juga kesulitan untuk menjual hasil panen padi maupun hasil kebun mereka ke luar daerah karena jembatan tersebut rusak.
“Jembatan gantung di Desa Long Umung dibutuhkan oleh lebih dari 500 kepala keluarga yang tinggal di sana,” imbuh Aprem.
Warga berharap, pemerintah daerah bisa segera membangun jembatan tersebut sebelum ada korban jiwa dari warga ketika melintasi jembatan tersebut. Warga sebenanrya telah mengajukan pembangunan jembatan kepada pemerintah daerah sejak 3 tahun lalu, namun hingga saat ini belum ada tanggapan dari pemerintah daerah.
“Harapan kita pemerintah ada campur tangan di situ. Jangan tidak pernah melihat kondisi sebenarnya. Jangan sampai menunggu ada korban jiwa, karena jembatan itu tidak layak dilalui,” kata Aprem.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.