Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Murid yang Diduga Dipukul Guru Belum Sekolah, Bupati Datang Pun Tak Ditemui

Kompas.com - 17/10/2016, 16:06 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Kondisi SFS, siswa kelas V SDN Langensari 04 yang sudah lebih dari dua bulan mogok sekolah dan mengurung diri dirumah menarik perhatian Bupati Semarang Mundjirin.

SFS menjadi antisosial lantaran diduga pernah mengalami kekerasan fisik maupun psikis dari salah satu oknum guru di sekolah tersebut.

Orang nomor satu di Kabupaten Semarang itu mengunjungi SDN Langensari 04, Senin (17/11/2016) pagi untuk melihat langsung kondisi SFS yang dikabarkan hari ini mulai masuk sekolah. Namun nyatanya, SFS yang telah yatim piatu tersebut belum mau berangkat sekolah.

"Belum mau berangkat hari ini tapi sudah bicara dengan guru kelas 6 dan guru agamanya mau sekolah," ungkap Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Semarang, Romlah yang turut mendampingi Mundjirin.

Kendati tidak mendapati SFS diantara puluhan teman-temannya di kelas V, Mundjirin tetap memanfaatkan kunjungannya ini untuk berinteraksi dengan anak-anak.

"Bapak tadi bercanda dengan anak-anak dan mengajak mereka berdoa untuk para guru dan teman-temannya," ujarnya.

Setelah puas bercengkerama dengan para siswa, Mundjirin kemudian bergeser menuju ke kediaman SFS dan neneknya, Tarimah (75) di Jl Raden Wijaya II Langensari  SFS.

Kedatangan Mundjirin ini, kata Romlah, ingin memastikan bahwa SFS dalam kondisi sehat. Di rumah sederhana itu, Mundjirin ditemui Tarimah (75) dan bibi SFS, Haryanti (48).

SFS yang sebelumnya ada di ruang tamu, buru-buru masuk kekamar dan menguncinya dari dakam begitu mengetahui ada tamu datang. Mundjirin, seperti dikatakan Romlah, cukup mengerti dengan kondisi SFS sehingga tida memaksakan untuk bertemu.

"Tadi bapak hanya sampai di depan kamarnya, berbincang dengan keluarganya dan tidak memaksa (untuk bertemu)," ucapnya.

Dalam perbincangan itu, sebut Romlah, Mundjirin menanyakan kepada Tarimah maupun Haryanti mengenai keadaan SFS dan keluarganya, termasuk mengenai orang tua SFS yang meninggal dunia.

Tarimah dengan mata berkaca-kaca menceritakan bahwa SFS sedari kecil sudah menderita. Ibunya, Hartini, meninggal dunia saat melahirkan SFS. Sementara ayahnya, Sutomo, meninggal dunia karena sakit saat SFS berusia 3 tahun.

"Sejak kecil Syahwa saya rawat bersama bibinya. Mudah-mudahan dia mau kembali lagi ke sekolah, supaya masa depannya nanti lebih cerah," kata Tarimah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com