Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: Sangat Ringan untuk Kalimantan Mewujudkan Kemandirian Pangan

Kompas.com - 13/10/2016, 05:13 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara masih tertinggal dibanding provinsi lain di Kalimantan dalam upaya mewujudkan kemandirian pangan.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengungkap hal ini dalam Rapat Koordinasi Pangan Wilayah Kalimantan 2016 di Balikpapan, Rabu (12/10/2016).

"Kalimantan Selatan sudah kelar (mewujudkan kemandirian pangan). Begitu juga Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Tinggal Kalimantan Timur dan Utara," kata Andi Amran saat membuka rakor pangan tersebut.

Belum terwujudnya kemandirian pangan mengakibatkan pemerintah di daerah didera frustasi akibat inflasi. Pasalnya, bahan pangan kebanyakan didatangkan dari luar daerah, seperti Sulawesi Selatan dan Jawa, sementara Kalimantan memiliki lahan luas yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian.

Biaya transportasi pengangkutan bahan pangan itu pun jadi beban konsumen. Harga beli bahan pangan jadi semakin tinggi.

Kalimantan memiliki lahan baku sawah 1.047.837 hektar. Andai para petani mampu memanen 2 kali dalam satu tahun, maka produksi bisa mencapai 5 juta ton beras. Dengan konsumsi per tahun hanya 2-3 juta ton, tentu swasembada pangan dan kemandirian pangan bisa diwujudkan.

"Sangat ringan sebenarnya untuk Kalimantan," kata Andi Amran.

Andi yakin Kalimantan bisa mencapai swasembada dan kemandirian pangan pada 2018.

Kepala Dinas Pertanian Kaltim Ibrahim mengatakan, Kaltim defisit produksi hingga 123.000 ton.

Menurut dia, hal itu akibat jumlah petani menurun, begitu juga dengan areal pertanian yang semakin menyempit. Itulah mengapa Kaltim masih bergantung pada daerah lain.

"Kita memang masih kekurangan beras sekitar 123.000 ton. Kita sudah mempunyai rencana untuk memenuhinya hingga 2018 terpenuhi," kata Ibrahim.

Sejumlah rencana di antaranya, kata Ibrahim adalah penambahan jumlah sawah di Kaltim.

Waduk pengairan

Bupati Penajam Pasir Utara (PPU) Yusran Aspar mengungkapkan, belum ada tata kelola pengairan yang baik untuk sawah-sawah yang dicetak menjadi kendala mewujudkan kemandirian pangan.

Akibatnya, panen lambat dan target mewujudkan kemandirian pangan tidak tercapai. "Kuncinya ada tata kelola air," kata Yusran seusai menghadiri pembukaan rakor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com