Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Suatu Saat Kami Bisa Hidup Mewah dari Hasil Pertanian"

Kompas.com - 11/10/2016, 21:01 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

 

Bangga jadi petani

Menurut Gisel, banyak orang, terutama anak muda seusianya yang menganggap pertanian itu adalah pekerjaan yang kotor dan hina. Namun baginya, dari pekerjaan yang kotor itu, seorang petani menghasilkan lebih banyak uang daripada para pegawai negeri sipil di daerahnya.

“Saya tidak malu jadi petani. Banyak yang mengolok kami bahwa anak pertanian itu kotor tapi kami bilang bahwa kita bisa hidup tanpa mesin, tapi kita tidak bisa hidup tanpa pertanian. Karena itu, kami tidak pusing mau mandi lumpur atau apapun itu namanya. Intinya bahwa kami tetap cinta dunia pertanian. Kami ini menunjukkan kepada teman-teman bahwa suatu saat kami bisa hidup mewah dari hasil pertanian kami ini,” kata Gisel optimistis.

Gisel pun mengaku sangat terbantu dan memeroleh ilmu baru dari metode pertanian konservasi. Menurutnya, metode ini kelak bisa membantu dirinya bertani dengan cara yang baik dan benar.

Hal senada juga disampaikan dua siswa lainnya, Yanto Misa (17) dan Anggi Neonane (15). Keduanya mengaku, dari hasil pertanian itu bisa mencukupi kebutuhan makan dan biaya sekolah mereka.

Menurut Yanto, menjadi petani itu prospeknya sangat menjanjikan, sehingga kalau bekerja dengan tekun dan keras tentu akan menghasilkan banyak uang.

“Saya tidak malu menjadi petani karena saya berpikir dan berpatokan pada firman Tuhan bahwa petani itu menciptakan sesuatu, sehingga saya tidak malu. Dengan bertani kita bisa kasih makan banyak orang dan banyak orang sukses karena jadi petani,” ucapnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com