Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Tradisi Beli Peralatan Dapur, Pedagang Penuhi Jalan

Kompas.com - 11/10/2016, 11:08 WIB
Suddin Syamsuddin,
Sukoco

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - Ratusan pedagang peralatan rumah tangga di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memenuhi Jalan Tanjung untuk menggelar dagangan mereka, Selasa (11/10/2016).

Hari ini merupakan Hari Asyura atau hari kesepuluh pada bulan Muharam di mana membeli peralatan dapur menjadi tradisi bagi warga setempat.

Pedagang memanfaatkan momentum itu dengan menggelar lapak di sepanjang Jalan Tanjung. Hampir separuh jalan digunakan untuk berjualan sehingga arus lalulintas menjadi macet.

"Tidak ada pemberitahuan maupun izin pedagang menutup jalan. Kita berlakukan satu arah biar tidak macet," kata Kepala Polsek Nunukan Kota AKP Muhammad Sholeh Wahidi, Selasa (11/10/2016).

Warga Kabupaten Nunukan memiliki tradisi memborong kebutuhan rumah tangga, seperti ember, gayung, dan keperluan rumah tangga lain, setiap tanggal 10 Muharam.

Mereka berkeyakinan bahwa membeli kebutuhan alat rumah tangga pada tanggal itu akan membawa berkah, selain juga awet.

Salah satu warga Nunukan, Nancy, menganggarkan lebih dari Rp 400.000 untuk membeli peralatan dapur.

"Percaya enggak percaya, kami menghormati tradisi dari orangtua," ujarnya.

Tradisi serupa juga dilakukan di Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Warga menyerbu pasar tradisional Lakessi untuk berburu peralatan dapur.

"Tradisi berburu alat dapur pada 10 Muharram ini adalah tradisi turun temurun untuk suku Bugis/Makassar. Timbah atau gayung, ember, dan baskom bertujuan untuk mengharap limpahan rezeki," kata Wilda, warga setempat, sambil berebut peralatan dapur di Pasar Lakessi.

Warga dari berbagai suku yang sudah lama tinggal di Kota Bandar Madani ini juga ikut membeli peralat dapur.

Ina Santi, kelahiran Surabaya, Jawa Timur, misalnya, sudah lima tahun ikut tradisi setempat.

Hal ini dimanfaatkan oleh para pedagang untuk mendapatkan keuntungan lebih.

"Jika pada hari-hari biasa saya hanya bisa menjual 5 hingga 10 alat dapur, di 10 Muharram ini saya bisa menjual 100 hingga 150 alat dapur dalam sehari," kata Nurlale, pedagang.

Menanggapi fenomena 10 Muharam dengan membeli keperluan dapur, Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Nunukan mengajak warga berbagi dengan orang tidak mampu.

Koordinator Komisi Fatwa MUI Kabupaten Nunukan Zahri Fadli mengatakan, ada pergeseran pola pikir masyarakat dalam memaknai Hari Asyura sehingga perlu diluruskan.

Menurut Fadli, kebiasaan masyarakat berbelanja memperingati Hari Asyura bukan sebuah kesalahan. Namun, kepercayaan membeli peralatan dapur akan mendapat rezeki melimpah merupakan sebuah penyimpangan aqidah.

"Hari Asyura itu hari untuk berbagi. Itu yang dicontohkan di zaman nabi dan dilakukan para sahabat. Bukan belanja gerabah untuk disimpan sendiri," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com