Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Pariwisata Sejarah, Malang Ingin Kelola Sendiri Prasasti Singosari

Kompas.com - 08/10/2016, 15:27 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Kabupaten Malang, Jawa Timur, merupakan suatu daerah yang kaya dengan situs bersejarah peninggalan masa lalu. Apalagi, Malang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Singosari pada abad ke-12 sampai abad ke-14 masehi.

Sayang, keberadaan benda bersejarah itu banyak yang hilang seiring berkembangnya waktu. Prasati-prasati yang masih ada pun tampak tidak terawat.

Balai Pelestraian Cagar Budaya Jawa Timur yang berwenang atas peninggalan kerajaan itu dinilai tidak optimal dalam melakukan perawatan dan menjaga benda- benda sarat sejarah itu.

Sementara Pemerintah Kabupaten Malang kesulitan mengembangkan potensi itu karena tidak memiliki kewenangan. Padahal, ke depan Kabupaten Malang akan menjadikan peninggalan bersejarah itu sebagai destinasi wisata heritage.

Karenanya, Bupati Malang Rendra Kresna meminta kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar memberi kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengelola seluruh prasati itu. Hal itu supaya potensi prasasti itu bisa dikembangkan.

"Kalau bisa, serahkan saja kepada daerah kewenangannya, perawatannya. Sehingga pemerintah daerah bisa masuk melalui penganggaran di APBD," kata Rendra saat ditemui usai Rakorwil Partai NasDem Jawa Timur di Hotel Aria Gajayana, Kota Malang, Jumat (7/10/2016) malam.

Dikatakan Rendra, banyak situs bersejarah yang warga sendiri tidak mengetahuinya. Hal itu menyebabkan hilangnya rasa keingintahuan warga terhadap asal benda bersejarah itu. Termasuk keingintahuan warga terhadap kejayaan kerajaan masa lalu.

"Kondisnya (situs) masih banyak yang telantar. Contohnya kayak candi-candi di lereng Gunung Arjuno itu yang masih berserakan dan belum terbangun," ungkapnya.

Jika pengawasan dan perawatan tidak dilakukan secara intensif, Rendra merasa khawatir ada pihak-pihak yang malah mengambil benda bersejarah itu. Sebab, tidak menutup kemungkinan, dengan kondisi yang ada saat ini, situs-situs itu gampang dicuri.

"Bentuk perawatan yang dilakukan (oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya) itu tidak jelas. Mengamankan, tapi benda-benda bersejarah itu nyatanya banyak yang hilang. Kalau kita kan pengawasan bisa dilakukan sampai ke desa. Kita punya kepala desa," jelas Rendra.

Menurutnya, wisata heritage melalui situ-situs bersejarah itu sangat potensial menarik kunjungan wisata. Melalui Festival Literasi Singosari yang digelar beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten Malang mulai menggali sejarah Kerajaan Singosari. Bahkan hubungannya dengan kerajaan lain. Seperti dengan Kerajaan Singaraja di Buleleng, Bali yang masih memiliki kaitan kebudayaan melalui perjalanan Mahisa Cempaka.

Dalam waktu dekat, di Buleleng, Bali, juga akan digelar kegiatan yang sama untuk merespons itu, yaitu Festival Literasi Singaraja.

"Target kita tercatatnya, perjalanan Mahisa Cempaka memang mengukir sejarah bahwa ada hubungan yang bagus antara Singosari dan Singaraja. Di zaman modern ini juga harus diperkuat semacam sistem heritage," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com