Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Tak Menentu, Produksi Garam di Lamongan Turun

Kompas.com - 07/10/2016, 18:41 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

LAMONGAN, KOMPAS.com – Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat potensi produksi garam di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, terancam meleset dari target.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan Suyatmoko mengatakan, target produksi garam yang ditetapkan oleh Pemkab Lamongan untuk tahun ini sebesar 30.000 ton. Target ini dipastikan sulit tercapai.

"(Susah mencapai target) meski kami sudah coba melakukan inovasi dengan mendirikan rumah prisma untuk membantu para petani garam dalam berproduksi," kata Suyatmoko, Jumat (7/10/2016).

Pemkab Lamongan sudah mendirikan empat unit rumah prisma dengan tandon air berukuran 49 meter persegi setiap unit. Dengan rumah prisma ini, garam akan terbentuk dalam dua hari dengan masa panen seminggu setelahnya.

Menurut Suyatmoko, perlu penambahan rumah prisma untuk petani garam di Lamongan. Rumah prisma ini jauh lebih efektif dan efisien dibanding dengan produksi garam di tempat terbuka yang harus menunggu panen hingga 40 hari.

"Itu pun baru bisa dipanen, dua minggu setelah garam terbentuk," kata dia.

Rumah prisma mampu menghasilkan 1 kilogram garam dalam setiap 1 meter persegi lahan garam. Terobosan ini dinilai jauh lebih efisien ketimbang konsep tradisional.

Meski demikian, hujan yang datang lebih cepat pada tahun ini menyebabkan produksi garam tersendat. Menurut Suyatmoko, masih banyak petani garam di Lamongan yang menerapkan konsep produksi garam secara konvensional.

Dari data Dinas Perikanan dan Kelautan Lamongan, realisasi produksi garam di Lamongan sampai dengan September 2016 tercatat di kisaran 1.000 ton. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

"Karena pada bulan yang sama pada tahun lalu, realisasinya mencapai 30.000 ton dengan realisasi di akhir tahun 2015 mencapai 38.804 ton," kata dia.

Selain itu, luas areal produksi garam juga mengalami penyusutan akibat alih fungsi lahan garam untuk kegiatan perikanan.

Luas lahan garam yang tercatat di Lamongan pada tahun lalu sebesar 213 hektar. Saat ini tinggal sekitar 200 hektar.

"Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, seharusnya di bulan-bulan ini tidak turun hujan, tapi sekarang turun hujan. Inilah yang membuat kami tidak dapat berproduksi secara maksimal," kata Muhammad Ghofur (53), salah satu petani garam tradisional di Lamongan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com