Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita 4 Wanita Berantas Antraks, dari Warga Jilat Darah Sapi hingga Tak Dipercaya

Kompas.com - 04/10/2016, 15:00 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com – Selama wabah antraks terjadi di Kabupaten Gorontalo, empat perempuan melakukan pemusnahan dan vaksinasi terhadap 78.000 ekor sapi yang ada di seluruh pelosok desa.

Keempat wanita tersebut adalah Vivi Thayeb Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Asyiah Habie Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat, drh Asriena Dunggio Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberantasan Penyakit dan drh Is Septiriani. Nama yang terakhir adalah Tenaga Harian Lepas (THL).

Keempat wanita ini bekerja sama memusnahkan sapi yang sudah positif terkena antraks dan melakukan vaksinasi ternak di seluruh desa.

Kabupaten Gorontalo memiliki luas 1.750,83 km persegi dan jumlah penduduk 520.643 jiwa, termasuk petani di balik bukit yang sulit dijangkau oleh petugas.

Dalam cuaca yang tidak bisa diprediksi, mereka berbagi tugas melakukan kunjungan, menemui petani, memusnahkan sapi, memberikan penyuluhan dan bimbingan serta vaksinasi.

Topografi Gorontalo itu bergunung-gunung dan kering merupakan tantangan tersendiri, ada kalanya mobil yang ditumpangi tidak bisa melanjutkan perjalanan, mereka harus berjalan kaki di bawah terik matahari.

Tidak hanya itu, kebiasaan masyarakat yang membiarkan sapi berkeliaran di ladang menyulitkan petugas. Sapi-sapi ini harus dikumpulkan dulu dan cara ini memerlukan waktu lama.

“Sebagian masyarakat tidak percaya adanya antraks, ada kasus potong paksa di Limboto Barat, setelah dinyatakan positif antraks, warga malah membagi-bagikan daging sapi ke tetangganya,” kata Vivi Thayeb, Selasa (4/10/2016).

Serangan wabah antraks ini telah mengakibatkan banyak sapi mati dan bakterinya menjangkiti manusia meskipun tidak ada laporan korban yang meninggal.

Sapi yang dinyatakan antraks akan dibakar dalam lubang tanah dan ditimbun untuk membunuh bakteri mematikan ini. Tidak mudah mematikan bakteri antraks karena sporanya dapat bertahan hidup di alam hingga puluhan tahun.

Ini berarti pemberantasan antraks bukanlah pekerjaan mudah dan cepat. Keempat petugas kesehatan hewan ini terus melakukan pencegahan merebaknya bakteri antraks, termasuk penyuluhan kepada petani. Tidak jarang mereka ditolak warga yang tidak percaya adanya antraks.

Kejadian di Desa Ulapato mengerikan, saat petani diberi tahu bahwa ternaknya yang dipotong paksa positif terinfeksi, petani ini malah menantangnya dengan menjilat darah ternaknya yang baru dipotong.

“Orang tersebut sesumbar bahwa sejak dulu nenek moyang mereka memakan daging sapi dan kerbau, tapi tidak ada yang kena penyakit antraks” ujar Vivi.

Akibat ulah petani ini, beberapa hari kemudian tubuhnya mulai dimasuki virus antraks. Di sekujur tubuhnya terdapat benjolan keras. Ini kasus pertama kali laporan antraks menjangkiti manusia di Provinsi Gorontalo.

“Kami terus melakukan vaksinasi di seluruh daerah sampai keseluruhan sapi divaksin tuntas. Yang sudah divaksinasi sekitar 11.000 ekor dari total 78.000 ekor. Pekan depan kami akan melakukannya di Kecamatan Bongomeme,” ungkap Vivi.

Kendala yang dihadapi para petugas lapangan ini adalah minimnya pengetahuan petani terhadap antraks, mereka juga tidak mau sapinya dipotong paksa, kalaupun mau mereka masih tetap memakan daging sapi.

Di pelosok Desa Molanihu, mobil para petugas ini terperosok dalam lubang, mereka terpaksa bekerja mengangkat batu-batu untuk dijadikan landasan kendaraan.

“Selama 3 jam kami bekerja layaknya kuli kasar mengangkat batu di bawah panas terik matahari untuk menutupi lubang sepanjang jalan yang kami lalui” ungkap Vivi.

Keadaan yang menyulitkan dalam perjalanan ini kadang ditambah masalah di lokasi vaksinasi. Tidak jarang saat Vivi Thayeb dan timnya datang ternyata sapi-sapi dan kandang jepitnya tidak ada.

“Vaksinasi 78.000 sapi belum selesai. Jika sudah kami pun akan mengulangi pada 6 bulan berikutnya. Ini pekerjaan besar peternakan di Kabupaten Gorontalo untuk menyelamatkan petani dan masyarakat,” kata Haris Tome, Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gorontalo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com