Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mampu Bayar Uang Persalinan Rp 15 Juta, Ani dan Bayinya Tertahan di RS Salewangang Maros

Kompas.com - 03/10/2016, 07:31 WIB

MAROS, KOMPAS.com -  Nur Ani (26), warga Dusun Bulukatoang, Desa Bontobulu, Kecamatan Tanralili, terpaksa harus tinggal di ruang Cempaka perawatan ibu dan anak kebidanan RSUD Salewangang Maros Sulawesi Selatan, sepekan terakhir.

Ani dilarang meninggalkan rumah sakit untuk pulang ke rumahnya bersama bayinya, Nur Fadillah yang baru berumur tujuh hari, karena tidak mampu membayar biaya persalinan di rumah sakit tersebut.

"Saya tidak bisa pulang bersama anak saya setelah melahirkan. Petugas rumah sakit melarang saya untuk pulang sebelum membayar biaya persalinan," kata Ani saat ditemui di ruang kebidanan RS Salewangang, Minggu (2/9/2016).

Dia harus membayar sebesar Rp 15 juta untuk biaya administrasi persalinan putri keduanya tersebut.

Ani menyebutkan, saat masuk ke rumah sakit sejak Jumat 23 September, ia berencana menggunakan kartu BPJS. Namun kartu tersebut hilang bersama Kartu keluarga dan KTP.

"Saat itu keluarga saya menguruskan KTP, KK dan BPJS. Tapi saya diberikan surat rekomendasi dari dinas sosial. Saat saya setor, pihak administrasi tidak mau menerimanya dan meminta untuk lewat umum," ujarnya.

Padahal, saat itu persyaratan tersebut disetornya dua hari setelah melahirkan pada Sabtu 24 September lalu. Namun tidak diberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas kesehatan gratis dari pemerintah tersebut.

Setelah melahirkan, Ani dan Nur Fadillah dirawat di kamar perawatan yang berbeda yang berada di lantai dua. Ani dirawat di kamar 13 dan putrinya di kamar delapan.

"Saya tidak bisa sekamar dengan anak saya. Mungkin dokter takut, saya melarikan diri. Anak saya diawasi ketat. Katanya dia (Nur Fadillah) lagi demam," katanya.

Beberapa kali, pasangan Ani dan Rudi (22) ini disuruh untuk segera membayar administrasi dan pulang ke rumahnya. Namun ia belum memiliki uang.

Suaminya, Rudi yang berprofesi sebagai sopir truk di Pangkep, sementara mencari pinjaman untuk menebus tagihan dokter.

"Tanggal 27 bulan lalu saya disuruh keluar. Tapi di mana mau ambil uang. Suami saya sementara cari uang. Mudah- mudahan ada didapat," ujarnya.

Sebagai sopir, Rudi juga tidak memiliki penghasilan tetap. Dalam sepekan, kadang dia menyetor keistrinya sebesar Rp 200 ribu. Namun biasa juga tidak berpenghasilan.

Pengasilan tersebut hanya digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari- harinya. Sampai saat ini, belum ada tabunganya.

Sementara itu Direktur RSUD Salewangang Maros Siti Maryam mengatakan, berdasarkan aturan pasien yang dirawat hanya diberikan waktu untuk mengurus berkas yang dibutuhkan seperti BPJS, KK dan KTP selama 3x24 jam.

"Tapi pasien ini tidak bisa memenuhi persyaratan tersebut selama waktu yang ditentukan. Tidak ada juga pihak terkait yang mau bertangggung jawab. Makanya kami juga kesulitan," ujarnya.

Meski begitu, pihaknya memberikan keringanan kepada pasien jika ada yang mau bertanggung jawab. (Ansar Lempe)

Berita ini suda tayang di Tribun Timur dengan judul Tak Punya Rp 15 Juta, Ani dan Balitanya Ditahan di RS Salewangang Maros

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com